Penggunaan oximeter pada pasien lainnya adalah untuk menilai kinerja paru-paru. Hasilnya dapat membantu menentukan apakah seseorang memerlukan bantuan pernapasan atau penggunaan ventilator, terutama bagi mereka yang menjalani operasi atau terapi khusus.
3. Mengetahui Kekuatan Fisik
Selain itu, oximeter juga digunakan untuk menilai respons fisik terhadap aktivitas yang meningkat. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah seseorang mengalami gangguan bernapas saat tidur, seperti sleep apnea misalnya.
4. Memantau Kondisi Pasien Kritis
Oximeter juga berguna untuk memonitor individu yang mengalami kondisi kritis, terutama saat mereka dirawat di rumah sakit. Bentuk alat ini yang kecil mirip klip memungkinkan pemasangannya pada jari atau daun telinga. Tapi sebagian besar orang menggunakannya pada jari tangan.
5. Alat Pemeriksa Penyakit Kronis
Alat ini sering digunakan pada pasien kritis di ruang ICU dan juga digunakan oleh beberapa dokter saat memeriksa pasien di poliklinik paru atau jantung. Beberapa kondisi yang memerlukan pemantauan oximeter meliputi: PPOK, anemia, serangan atau gagal jantung, dan kelainan jantung bawaan.
Cara Pakai Oximeter
Penggunaan oximeter sangatlah sederhana, karena ukurannya yang kecil dan mudah dipasang. Bunda hanya perlu meletakkan oximeter pada jari tangan, jari kaki, atau daun telinga saja.
Oximeter akan mengeluarkan sinar kecil yang akan mengukur perubahan oksigen dalam darah. Proses ini tidak menyakitkan atau tidak menimbulkan rasa apapun. Pulse oximeter akan membantu Bunda memantau tingkat saturasi oksigen dan detak jantung secara harian, rutin.
Dalam beberapa kasus, oximeter dapat ditempatkan pada jari atau dahi dengan plester. Jika Bunda sedang menggunakan kutek pada kuku, sebaiknya harus menghapusnya terlebih dahulu sebelum memasang alat ini.
Baca Juga: Mengenal Keputihan Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatannya