LABVIRAL.COM - Politikus Partai Demokrat Denny Indrayana melakukan demonstrasi bersama rekan-rekannya di Federation Square, Melbourne, Australia, Selasa, 4 Juli 2023.
Dalam demonstrasi, Denny Indrayana cs mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak melakukan cawe-cawe dalam Pemilu 2024. Kemudian mereka mendesak Presiden Jokowi tidak membuat dinasti politik.
"Cawe cawe Presiden Jokowi berbahaya. Bukan hanya untuk Pilpres 2024? Melanggar konstitusi, melanggar etika politik, itu harus kita suarakan dan sikapi kritis," kata Denny sebagaimana dikutip Labviral.com dari video yang tayang di akun Facebook pribadinya.
Baca Juga: Heboh Kabar Junho 2PM dan Yoona Berpacaran, Begini Klarifikasi Agensi
Denny berorasi seorang diri. Sementara dua orang rekannya memegang spanduk bertulis 'Jokowi Don't Cawe-cawe and Stop Dynasty'.
"Seharusnya Presiden Jokowi cawe cawe di hal yang seharusnya dia lakukan. Mendorong percepatan RUU Perampasan Aset, beliau mengatakan ada di DPR. Presiden bisa dengan mudah mengakselerasi prosesnya agar cepat selesai," katanya.
"Sementara cawe cawe dalam UU KPK yang sayangnya melumpuhkan KPK. Presiden cawe cawe dalam membuat UU IKN, Jokowi cawe cawe dalam UU Minerba yang menguntungkan para penambang, oligarki tambang, nikel, batu bara," imbuhnya.
Baca Juga: Hubungan Asmara Wulan Guritno dan Sabda Ahessa Diduga Kandas, Begini Tanda-tandanya
Denny mengatakan, RUU Perampasan Aset sangat dibutuhkan untuk pemberantasan korupsi. Namun, Jokowi dianggap tidak melakukan hal tersebut, justru cawe-cawe dalam penerbitan UU Ciptaker.
"Atau Presiden bisa cawe cawe menghentikan Moeldoko Gate, KSP Moeldoko sedang membegal, sedang mencopet partai Demokrat. Melanggar prinsip organisasi, melanggar kebebasan berekspresi dan berserikat. Jokowi sangat punya Otoritas untuk menghentikan KSP Moeldoko untuk berhenti mencopet membegal Partai Demokrat," tuturnya.
Selain itu, Denny menyebut seharusnya Presiden Jokowi bisa cawe-cawe untuk menghentikan Dinasti dalam keluarganya di Solo.
Baca Juga: Rendy Kjaernett Pamer Gendong Anak Ketiga, Perselingkuhan Dimaafkan Lady Nayoan?
"Putra Presiden Jokowi Kaesang dan Gibran sebenarnya sudah dilaporkan ke KPK oleh Ubaidillah Badrun. Di mana di situ ada dugaan tindak pidana korupsi," katanya.
"Modal yang disertakan dalam usaha anak-anak tersebut tidak akan diberikan kalau dia bukan anak Presiden. Ini trading influences atau minimal suaplah. Presiden bisa dengan mudah menghentikan itu. Menghentikan dinasti politiknya, menghentikan dinasti bisnisnya," kata dia lagi.
Saat Denny berunjuk rasa, Jokowi diketahui tengah berada di Sydney untuk kunjungan kerja.
Baca Juga: Wulan Guritno dan Sabda Ahessa Putus?
"Sebenarnya ini bukan hanya Dinasti politik, Kaesang ada di Depok, Gibran sudah di Solo, menantunya sudah di Medan. Tapi ini juga Dinasti bisnis, ini dugaan tindak pidana korupsi yang kasat mata. Yang ada di depan kita," ujarnya.
"Presiden Jokowi sedang di Sydney, kita melakukan demonstrasi damai ini di tengah Kota Melbourne ini dengan mengingatkan Jokowi don't cawe cawe stop dynasti. Jokowi jangan masuk menyebabkan Pemilu 2024 tidak jujur dan tidak adil. Stop Dinasti politik dan bisnis anak anaknya," tukasnya.
Postingan Denny di Facebook mendapat beragam komentar dari netizen. Banyak pihak yang mendukungnya.
Baca Juga: 8 Film Horor Paling Seram, Penakut Jangan Nonton Sendiri Bisa Berdampak Buruk
"Teruskanlah suarakan kebenaran bang, karena negara bukan punya Joko*** dan gerombolannya, negeri ini punya rakyat," tutur pengguna akun Facebook Adhe Zainudin.
"Lanjutkan perjuanganmu prof... Suarakan sekeras mungkin ketidakadilan di negara ini," timpal pengguna akun @Togen Sunarto.
"Maju terus kami bangga ada Pak Denny yang bisa bersuara di Indonesia, semua pejabat itu eksekutif, legislatif, yudikatif pada diam semua... Maju terus," balas pengguna akun @Banti Yasin.
Baca Juga: Apa Sih Arti Kata QRT Singkatan yang Sering Digunakan di Twitter, Bagaimana Penggunaannya?
"Teruslah berjuang Bung Denny Indrayana, demi perubahan yang sangat mendasar untuk bangsa dan negara," tutur pengguna akun @Khalid Bin Walid.
Kendati begitu, banyak pula netizen yang tidak mendukung aksi Denny Indrayana. Beberapa pihak menilai aksi Denny mencoreng nama Indonesia di mata dunia.
"Menurunkan harkat dan martabat bangsa di negara orang, demi nafsu politik ingin ikut berkuasa," sindir pengguna akun @matanari Willy Sondang.
Baca Juga: Mengenal Bacaan Tawasul yang Mustajab agar Doa Lekas Dikabulkan
"Mungkin bapak Deny ini mau manambah gelar profesor jurusan provokator... Profesor yang tidak ada otak, kasih beliau ini bergelar profesor dari Indonesia... Yang sangat memalukan...," tutur pengguna akun @Boston Lubis.
"Kasihan prof ini semakin ngawur sebentar lagi masuk rumah sakit jiwa," timpal pengguna akun @Fredy Repi.
"Cari panggung... ayam sayur kalau berani ngomong sini," ujar pengguna akun @Tarjono Jhon.
"Wakil menteri era SBY... Wajar nyerang pemerintah," balas pengguna akun @Akmal Khairi.