LABVIRAL.COM-Viral video siswa SMK N 1 Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengungkap ada infak di sekolahnya. Reaksi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bikin khawatir kepala sekolah.
Video pendek itu diunggah di akun Instagram Ganjar Pranowo. Dalam video itu, Ganjar tengah berbincang dengan sejumlah siswa sekolah.
Kemudian salah satu siswa memperkenalkan sebagai siswa dari SMK N 1 Sale.
Lalu, Ganjar bertanya, "Sekolahnya bayar?", yang dijawab dengan polos oleh siswa tersebut kalau sekolahnya membayar untuk uang gedung.
Mendengar jawaban itu, Ganjar kaget. Karena di Jawa Tengah untuk sekolah SMA/SMK adalah gratis. "Hah," timpal Ganjar.
Baca Juga: Umat Islam Diimbau Cek Arah Kiblat pada Tanggal 15 dan 16 Juli 2023
Seolah tak percaya, Ganjar kembali menanyakan, SMK Negeri membayar? Yang kemudian dijawab siswa tersebut adalah infak.
Mengungkap ada infak di sekolahnya, Ganjar pun menanyakan berapa yang dibayarkan siswa tersebut. Jawabannya adalah Rp300.000. Dan dikatakan siswa tersebut setiap naik kelas berbeda.
Mendengar pengakuan siswa itu, Ganjar pun mengatakan, kalau sekolah tersebut adalah ciri-ciri kepala sekolahnya habis dialog tersebut akan bermasalah dengan gubernur.
"Ini kreativitasnya sekolah. Sudah kita larang, tidak boleh ada pungutan, ngeyel (bandel)," tegas calon presiden dari PDIP ini.
Ganjar pun memastikan uang pungutan itu dikembalikan ke siswa. "Kalau nggak, kepala sekolahnya saja yang suruh berhenti jadi kepala sekolah," ujarnya.
Ganjar copot kepala sekolah
Ganjar pun akhirnya membebastugaskan Kepala SMK N 1 Sale Widodo dari jabatannya karena terbukti melakukan pungutan liar (pungli).
"Dia (Widodo) kami bebas tugaskan, kemudian kami melakukan pengecekan dan minta uang tarikan pungli dikembalikan," ucap Ganjar dikutip dari Antara, Rabu (12/7/2023).
Menurut Ganjar, praktik pungli berkedok infak di SMK N 1 Sale menjadi pengingat agar kepala sekolah dan guru di mana pun tidak melakukan hal serupa.
Baca Juga: Pakai Jilbab Disanjung, Lepas Jilbab dicibir, Nathalie Holscher Sampaikan Maaf Sudah Bikin Kecewa
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah menyebutkan, memang ada pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite di sekolah itu.
Pungutan tersebut dilakukan pada 2022. Dari total 534 siswa, 460 siswa sudah membayar, 44 siswa tidak membayar karena tak mampu, 30 siswa sisanya tidak membayar karena sudah tahun ke empat sekolah.
"Sampai saat ini sudah terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan untuk pembangunan musala. Pembangunan musala sudah mencapai 40 persen," katanya.***