Profil Rocky Gerung, Aktivis HAM yang Kini jadi Pengamat Politik Terkenal

Haris Ma'ani
Jumat 04 Agustus 2023, 14:13 WIB
Rocky Gerung saat bersama budayawan Emha Ainun Nadjib.  (Sumber : Instagram/rocky_gerung_official)

Rocky Gerung saat bersama budayawan Emha Ainun Nadjib. (Sumber : Instagram/rocky_gerung_official)

LABVIRAL.COM-Profil Rocky Gerung, ahli filsafat dengan latar belakang keluarga akademisi.

Nama Rocky Gerung kembali menjadi perbincangan saat ini lantaran pernyataan kontroversialnya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Perjalanan Rocky dari dosen biasa menjadi bintang politik saat ini dilalui dengan banyak lika-liku.

Baca Juga: Profil, Biodata dan Jejak Karier Dokter Richard Lee, Pengusaha yang Jago Jualan Online

Profil Rocky Gerung

Lahir di Manado, 20 Januari 1959 Rocky merupakan lulusan dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI) jurusan Ilmu Filsafat pada tahun 1986.

Setelah lulus, Rocky kembali ke UI dan mengajar di Departemen Ilmu Filsafat, yang kini tergabung di dalam Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, sebagai dosen tidak tetap hingga awal 2015.

Rocky berhenti mengajar disebabkan keluarnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister, sedangkan Rocky hanya menyandang gelar sarjana.

Ia juga pernah mengajar pada program pascasarjana. Salah satu mahasiswa yang dibimbingnya adalah aktris Dian Sastrowardoyo.

Baca Juga: Profil Fabian Soemarno, Cucu Konglomerat Indonesia yang Jadi Tunangan Citra Aulia

Mendirikan Setara Institute

Perjalanan Rocky di bidang demokrasi dan hak asasi manusia atau HAM ditandai dengan turut mendirikan Setara Institute bersama-sama dengan para tokoh nasional, seperti presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gusdur dan Azyumardi Azra.

Bersama dengan Sjahrir dan istrinya Kartini atau Dr. Nurmala Kartini Sjahrir, Rocky juga pernah mendirikan Indonesia Baru (PIB) pada 2002. Nurmala Kartini ini adalah adik dari Luhut Binsar Panjaitan.

Pada 2011, Rocky memutuskan keluar dari PIB dan bergabung dengan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) pada 2011. Rocky menjabat sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai SRI.

Partai SRI mencalonkan Sri Mulyani untuk pemilihan presiden Indonesia 2014. Namun, SRI gagal melewati proses verifikasi administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga tidak dapat mengikuti Pemilihan Umum 2014.

Sebagai seorang ilmuwan filsafat, salah satu bidang kajian Rocky adalah filsafat feminisme. Ia banyak menulis di Jurnal Perempuan, sebuah terbitan ilmiah yang dikelola oleh Yayasan Jurnal Perempuan dan didirikan oleh Gadis Arivia, koleganya di Universitas Indonesia.

Rocky juga seorang pengajar Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) yang merupakan salah satu program Jurnal Perempuan.

Selain itu, Rocky juga terlibat sebagai penulis di Jurnal Prisma terbitan LP3ES dengan menulis tentang HAM dan tentang Pancasila.

Rocky pernah mendapat kehormatan untuk memberikan pidato kebudayaan akhir tahun rutinan yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki pada akhir tahun 2010.

Saat itu, judul pidato Rocky adalah 'Memelihara Republik, Mengaktifkan Akal Sehat.'

Baca Juga: Profil, Biodata dan Jejak Karier Ahmad Dhani, Pentolan Dewa 19 yang Perkataannya Sering Picu Kontroversi

Kontroversi Rocky Gerung

Sejak kemunculannya di acara talkshow politik Indonesia Lawyer Club, nama Rocky semakin melambung berkat pernyataan-pernyataannya yang kontroversial.

Terutama saat mengkritisi kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Rocky sempat mengatakan kalau pembuat hoax tebaik adalah penguasa.

Rocky Gerung juga pernah menyebut Presiden Jokowi sebagai dungu. Itu dilontarkannya sebagai kritik terhadap presiden.

Ungkapan itu sempat dibahas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengakui, sebutan dungu yang dilontarkan Rocky Gerung kepada Presiden Jokowi merupakan bagian dari kritik yang harus diterima.

Meski demikian, ia tetap menyebut bahwa sebutan itu sebagai hal yang menyakitkan.

Akibat kata dungu yang dilontarkan, Budiman Sudjatmiko pun menyebut Rocky kini turun kelas karena gaya bicaranya.

"Dulu dia selalu bicara logika & IQ, tak jadi apa-apa idenya. Terus mulai memaki ‘dungu’ pada lawan-lawan debatnya, orang-orang mulai melihat dia turun kelasnya. Kini dia memaki Presiden @jokowi (yang dapat tingkat kepuasan 90% dari rakyatnya), saya tahu kini dia tak punya kelas!,” kata Budiman Sudjatmiko melaui cuitannya.

Sindiran dan kritik keras Rocky Gerung kembali dialamatkan ke Presiden Jokowi.

Rocky menyampaikannya dalam acara Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law, 29 Juli 2023.

Rocky menyebut Jokowi berusaha keras untuk mempertahankan legacynya.

“Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa. Nggak ada yang peduli nanti. Tetapi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacynya tuh,” kata Rocky.

Rocky juga menyindir mantan wali kota Solo dan gubernur DKI tersebut yang menawarkan IKN di China.

“Dia masih pergi ke China. Dia nawarin IKN. Dia masih mondar-mandir dari koalisi ke koalisi lain. Untuk mencari kejelasan nasibnya tuh. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak pikirin nasib kita,” katanya.

“Itu bajingan yang tolol. Kalau dia bajingan yang pinter. Dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi bajingan yang tolol itu sekaligus bajingan yang pengecut. Ajaib, bajingan tapi pengecut. Jadi teman-teman kita harus lantangkan ini,” sambungnya.

Rocky juga memberikan semangat kepada Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law.

"Saya percaya bahwa 10 Agustus nanti akan ada kemacetan di jalan tol. Bukan saya percaya, saya inginkan. Lebih baik macet di jalan tol daripada di jalan pikiran. Kita perlukan itu. Sejarah menunggu kita. Dan siapa yang dipanggil sejarah, dia mesti mewakafkan waktu dan tenaganya. Untuk memungkinkan sejarah itu menempuh jalurnya sendiri," ujarnya.

Aktif di YouTube

Rocky Gerung juga terkenal sebagai pembuat konten YouTube dengan akun Rocky Gerung Official.

Saat ini kanal YouTube tersebut memiliki 1,64 juta pengikut atau subscriber.

Dengan jumlah pengikut sebesar itu, Rocky disebutkan bisa mendapatkan pengasilan bulanan antara USD 1,2 ribu-USD 19,6 ribu.

Baca Juga: Profil Dewi Kam dan Fakta-fakta Kehidupannya, Wanita Terkaya di Indonesia Versi Forbes

Karya-karya Rocky Gerung

Karya-karya Rocky Gerung mencakup beberapa buku dan jurnal, antara lain:

Buku:

  • Fay, Brian; Rocky Gerung; dan Budi Murdono (1991). Teori Sosial dan Praktik Politik. Jakarta: Penerbit Grafiti.
  • Saraswati, L. G.; dan Rocky Gerung (2006). Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus. Depok: Filsafat UI Press.
  • Gerung, Rocky. "Mengaktifkan Politik." Demokrasi dan Kekecewaan, Centre for the Study of Islam and Democracy, 2009.

Artikel jurnal:

  • Gerung, R. (2007). "Pluralisme dan Konsekwensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik’ Nurcholish Madjid”." Paper PSIK Universitas Paramadina.
  • Gerung, R. (2008). "Feminisme versus Kearifan Lokal." Jurnal Perempuan 57.
  • Gerung, R. (2010). "Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik." Jentera Jurnal Hukum 20 (5).
  • Gerung, R. (2011). "Komunitarianisme versus - Hak Asasi Manusia.[pranala nonaktif permanen]" Jurnal Prisma 1 (2011)
  • Gerung, R. (2014). "Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election." Jurnal Perempuan 19 (3): 175-182.
  • Gerung, R. (2015). "Jalan Ideologi dalam Negara Demokrasi." Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi Dan Perubahan Sosial, 2(2), 53-56.
  • Gerung, R. (2016). "Feminist Pedagogy: A Political Position." Jurnal Perempuan 21 (3): 265-271.
  • Gerung, R. (2018). "Pancasila: Ide Penuntun, Bukan Pengatur. Diarsipkan 2021-03-10 di Wayback Machine." Jurnal Prisma 2 (2018)

Artikel majalah:

  • "Cendekiawan, Kultur, dan Politik", Majalah Tempo Edisi 12 Agustus 2001
  • "Tersesat di Jalan Yang Benar", Majalah Tempo Edisi 13 Agustus 2007
  • "Rahim Laki-Laki", Majalah Tempo Edisi 7 Maret 2011
  • "Demokrasi Kurva Lonceng", Majalah Tempo Edisi 14 November 2011
  • "Consumo Ergo Sum", Majalah Tempo Edisi 20 Februari 2012
  • "Demagogi", Majalah Tempo Edisi 7 Juli 2014
  • "Politik dan Akronim", Majalah Tempo Edisi 29 September 2014
  • "Charlie Hebdo dan Kita", Majalah Tempo Edisi 19 Januari 2015

Demikian profil Rocky Gerung, filsuf yang sekarang menjadi sangat populer di dunia politik berkat kontroversinya.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini