LABVIRAL.COM - Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid siap maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi salah satu dari tiga kandidat calon presiden yang mencuat.
Yenny mengaku sudah berkecimpung di dunia politik cukup lama. Dia menyebut salah satu tujuan masuk dunia politik adalah untuk menduduki jabatan publik.
"Jadi kalau orang yang sudah ada di dunia politik tentunya ketika ada momentum, ketika ada kesempatan yang tercipta, ya harus bersedia kalau memang cita-citanya adalah bekerja dalam bidang kebijakan publik," kata Yenny di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2023.
Baca Juga: Arti Kata 'Moots' yang Sering Digunakan di TikTok dan Berbagai Media Sosial Lainnya
"Saya juga masuk dalam kategori itu, tentunya harus siap, harus bersedia, harus menyiapkan diri. Tentunya harus menyiapkan diri," imbuh Yenny menjawab pertanyaan apakah siap jika ditunjuk jadi cawapres," imbuhnya.
Yenny menyatakan memiliki kedekatan terhadap ketiga calon presiden yang kini mencuat, di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Semua sama, semua sama (menjalin komunikasi). Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus, karena Pak Anies jadi rektor saya jadi salah satu dosen. Saya pulang dari ambil master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Universitas Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor," katanya.
Baca Juga: Daftar Mobil Baru Murah dengan Harga di Bawah Rp200 Juta untuk Agustus 2023
Sementara itu, kedekatan Yenny dengan Ganjar karena berada dalam satu komunitas. Kemudian dengan Prabowo, Yenny mengatakan dekat karena suaminya pernah di Gerindra.
"Lalu saya dengan Mas Ganjar, misalnya ya, itu dekat sebagai teman, karena komunitas kita sama. Lalu kemudian suami saya juga di UGM. Jadi temannya Mas Ganjar, sebagai juga teman kami, teman main jadinya," tutur Yenny.
"Lalu dengan Pak Prabowo, suami saya dulu di Gerindra," tukasnya.
Baca Juga: 3 Bahaya Minum Teh Usai Makan dan Waktu yang Tepat Meminumnya
Profil Yenny Wahid
Latar Belakang
Yenny Wahid adalah seorang aktivis kemanusiaan, pengamat politik, dan penulis Indonesia. Ia adalah putri dari sejarawan dan tokoh politik Indonesia, Abdurrahman Wahid, yang juga pernah menjadi Presiden Indonesia.
Perempuan yang memiliki nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh ini akrab disapa sebagai Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
Yenny Wahid merupakan perempuan kelahiran Jombang, Jawa Timur, 29 Oktober 1974. Dia menamatkan pendidikan jenjang S1 di Universitas Trisakti Jakarta.
Yenny Wahid kemudian melanjutkan studinya di kampus Harvard Kennedy School, Amerika Serikat.
Di kampus beken kelas dunia itu, Yenny memperoleh gelar master dalam bidang administrasi publik.
Setelah kembali ke Indonesia, Yenny Wahid mulai terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan, terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan anak-anak serta politik.
Gen darah 'hijau' Nahdlatul Ulama
Menyandang nama 'Wahid' tentu adalah tanggungjawab yang besar. Yenny Wahid adalah penerus dari Gus Dur, salah satu Presiden Republik Indonesia dan pesohor Nahdlatul Ulama, salah satu organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia.
Tak hanya Gus Dur ayahandanya, Yenny Wahid adalah keturunan langsung dari Wahid Hasyim, kakeknya yang merupakan tokoh dari NU dan mantan Menteri Agama di era Orde Lama serta Pahlawan Nasional Indonesia.
Abdul Wahid Hasyim adalah anak dari Hadratus Syaikh Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy'ari, seorang ulama besar bergelar pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar Nahdlatul Ulama.
Perjalanan karier politik
Yenny Wahid juga aktif berlalu-lalang di panggung politik. Ia mulanya aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang menaungi Gus Dur dan banyak tokoh NU lainnya sebagai kendaraan politik. Yenny sempat menjabat sebagai sekretaris jenderal (sekjen) PKB selama waktu 2005-2008.
Namun, yang terjadi saat itu adalah konflik internal partai yang membuat Yenny berhadapan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua Umum PKB kini.
Oleh Muhaimin, Yenny didepak dari PKB karena dinilai melakukan tindakan indisipliner. Kini, ia diisukan sebagai bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo dari Partai Solidaritas Indonesia.
Kegiatan sosial, penulis, dan tokoh muda Indonesia
Yenny Wahid juga terlibat dalam berbagai organisasi nirlaba, termasuk Wahid Institute, sebuah lembaga yang didirikan oleh ayahnya untuk mempromosikan pluralisme dan demokrasi di Indonesia.
Selain itu, Yenny Wahid juga seorang penulis yang produktif. Ia telah menulis berbagai buku, termasuk "Bersamamu: Catatan Perjalanan Seorang Putri" dan "Membangun Negara: Pandangan Abdurrahman Wahid tentang Indonesia Masa Depan".
Yenny Wahid juga sering tampil sebagai pembicara di berbagai acara, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Topik bahasannya beragam tapi umumnya fokus mengenai isu-isu kemanusiaan, politik, dan pluralisme. Ia juga sering memberikan komentar tentang isu-isu terkini di media sosial dan media massa.
Demikian itu profil Yenny Wahid. Secara keseluruhan, Yenny Wahid merupakan seorang aktivis dan pemikir yang terkenal di Indonesia dan merupakan salah satu tokoh yang dihormati di kalangan masyarakat Indonesia.