LABVIRAL.COM - Anies Baswedan dan Cak Imin (Muhaimin Iskandariah) memilih Kota Surabaya sebagai lokasi deklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden 2024.
Tempat yang dipilih adalah Hotel Majapahit yang memiliki sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Berikut deretan akta menarik Hotel Majapahit, Surabaya yang dipilih jadi titik lokasi perjuangan pasangan Anies-Cak Imin dihimpun dari berbagai sumber:
1. Saksi sejarah penyobekan bendera Belanda
Hotel Majapahit, Surabaya dulu bernama Hotel Yamato. Hotel tersebut dikenal lewat insiden perjuangan kemerdekaan ketika para pemuda Surabaya melakukan aksi penyobekan bendera Belanda.
Kejadian yang dikenal dengan nama Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945. Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato.
Hal tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel itu lalu menurunkan bendera tersebut dan menyobek kain berwarna biru dan menyisakan warna merah putih (bendera Indonesia).
Baca Juga: Polling Iwan Fals, Anies Baswedan Pecundangi Ganjar Pranowo hingga Rocky Gerung
2. Sempat bergonta-ganti nama
Pada awal berdiri hotel ini bernama Oranje yang diambil dari nama pahlawan Belanda, Willem van Oranje. Lalu di masa penjajahan Jepang, Hotel Oranje berganti nama menjadi Yamato.
Kemudian sejak peristiwa heroik perobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih pada 1945, nama hotel diubah menjadi Hotel Merdeka.
Tak bertahan lama, hotel tersebut kembali berganti nama menjadi L.M.S. Hotel. Sarkies Bersaudara mengambil alih kembali pengelolaan hotel dan mengganti namanya untuk mengenang pendirinya, Lucas Martin Sarkies.
Pada tahun 1969, nama hotel kembali berubah menyusul pergantian manajeman menjadi Hotel Majapahit. Saat itu, Mantrust Holding Co. menjadi pemilik baru dan mengambil nama hotel karena terinspirasi salah satu kerajaan tua di pulau Jawa.
Kemudian, kelompok usaha perhotelan Mandarin Oriental mengakuisisi kepemilikan di 1993, sehingga namanya berganti menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit.
Baca Juga: Survei LSI Denny JA, Pengguna Twitter Paling Banyak Pilih Anies Baswedan
3. Bangunan khas arsitektur kolonial Belanda
Hotel ini pertama kali bernama Hotel Oranje yang dibangun pada 1910 oleh pengusaha keturunan Armenia, Lucas Martin Sarkies. Hotel dengan berbentuk huruf U ini memiliki ciri khusus arsitektur kolonial Belanda, seperti warna dominan putih, bentuk jendela yang besar, pintu panjang dan atap tinggi.
Hotel Oranje sempat mengalami kerusakan akibat dampak perang. Lalu kembali direnovasi dengan sentuhan arsitektur art deco tanpa menghilangkan ciri khas awal dari gedung hotel.
Baca Juga: 38 Prestasi dan Janji Anies Baswedan, Bebaskan PBB hingga Raih Penghargaan Heroes
4. Status bangunan cagar budaya
Pada tahun 1993, pemerintah menetapkan hotel tersebut sebagai cagar budaya. Selanjutnya, pada 2006, hotel ini diakuisisi oleh PT Sekman Wisata dan berganti nama kembali menjadi Hotel Majapahit hingga sekarang.