Labviral.com - Sebanyak 7.000 sekolah di seluruh Indonesia melaksanakan simulasi dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025, Sabtu (26/4/2025).
Kegiatan ini jadi bagian dari upaya pengarusutamaan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dalam sistem pendidikan nasional.
Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Saryadi, menyampaikan bahwa dalam 15 tahun terakhir, 72.000 sekolah dan lebih dari 12 juta anak sekolah terdampak bencana.
Hal tersebut diungkap saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah pada puncak HKB 2025 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (26/4), merujuk keterangan di laman resmi BNPB.
Baca Juga: Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 di NTB Pecahkan Rekor MURI
Saryadi menambahkan, lebih dari 2.500 sekolah setiap tahun terdampak bencana dalam lima tahun terakhir. Ia juga menjelaskan hasil pemetaan bersama BNPB bahwa sebagian besar satuan pendidikan berada di zona rawan bencana.
"Lebih dari 400.000 sekolah berada di daerah rawan gempa bumi, 200.000 rawan banjir, 49.000 rawan tanah longsor, 8.000 rawan tsunami, 8.000 di kawasan letusan gunung api, 17.000 rawan banjir bandang, dan 50.000 sekolah berada di area rawan asap serta kebakaran hutan dan lahan," kata Saryadi.
Baca Juga: Budiman Sujatmiko: Sekolah Rakyat Penting untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem
Saryadi memaparkan tiga tantangan utama dalam mewujudkan ketangguhan satuan pendidikan terhadap bencana.
Masing-masing yakni belum meratanya ketahanan struktur bangunan sekolah, lemahnya tata kelola risiko di sekolah, dan rendahnya kemampuan mitigasi serta kesiapsiagaan warga sekolah.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mendorong lima langkah strategis.
Di antaranya revitalisasi sarana dan prasarana, penguatan iklim sekolah yang adaptif terhadap risiko, integrasi literasi kebencanaan dalam kurikulum, pelaksanaan simulasi dan event tematik, serta peningkatan kapasitas guru melalui pendidikan profesi dan pelatihan sejak dini.***