Jenis-jenis Bom yang Pernah Meledak di Indonesia, Kasus Terbaru Pressure Cooker Bomb

Zahwa Elia Azzahra
Sabtu 25 Maret 2023, 22:48 WIB
Ilustrasi, bom

Ilustrasi, bom

LABVIRAL.COM -  Tragedi bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat pada Rabu (7/12/2022) menambah daftar kegiatan terkutuk teroris di Indonesia.

Bom yang digunakan Agus Sujatno alias Agus Muslim membuat sebagian bangunan Polsek Astanaanyar rusak. Selain itu, sebelas orang menjadi korban, diantaranya 9 anggota Polri mengalami luka-luka, 1 masyarakat mengalami luka-luka dan 1 anggota Polri meninggal dunia.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan polisi, bom panci yang dibawa pelaku berisi proyektil paku. Selain itu, ditemukan pula reside triaceton triperoxide (TATP) dan baterai yang diduga digunakan sebagai pemantuk bom.

Baca Juga: Ini Kriteria Fakir Miskin yang Jadi Tanggung Jawab Negara

Bom panci merupakan bom dengan menggunakan bahan utama panci presto sebagai wadah alat ledaknya dan panci presto itu akan dimasukkan beberapa jenis bahan peledak serta partikel lain seperti bongkahan beso, kaca, dan bahan lainnya.

Bom jenis ini bisa dikendalikan dari jarak jauh karena pada gagang panci bisa ditempelkan ponsel sebagai detonator pemicu.

Bahan baku utama bom panci biasanya adalah triacetone triperoxide (TATP) atau biasa disebut tri-cyclo acetone peroxide (TCAP) dengan ketinggian daya ledak mencapai 5300 meter.

Baca Juga: 9 Hak Fakir Miskin yang Diatur Undang Undang di Indonesia

Bom panci bukan satu-satunya jenis bom  yang pernah digunakan teroris untuk meneror di Indonesia. Berikut jenis-jenis bom yang pernah meledak di Indonesia sebagaimana Labviral.com rangkum:

Bom Buku

Bom buku menggunakan bahan baku buku sebagai media peledaknya. Biasanya, para teroris akan mengosongkan bagian tengah buku, kemudian mengisinya dengan alat peledak.

Bom buku pernah meledak di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur pada 2011.

Baca Juga: Warna Baru Yamaha R25 Hadir dengan Kesan Klasik Ala Motor 90-an, Indonesia Belum Kebagian?

Bom Koper

Bom koper menggunakan koper sebagai tempat menyimpan bom. Koper diisi dengan beberapa bahan peledak dan benda-benda perusak. Bom dikendalikan dari jarak jauh untuk diledakkan.

Bom koper pernah meledak di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton pada 2009.

Bom Tas Pinggang

Bom tas pinggang menggunakan tas pinggang sebagai tempat untuk menaruh alat peledak. Cara kerja bom ini sama seperti bom koper.

Bom tas pinggang pernah digunakan di GKI Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur pada 2018.

Baca Juga: Makna Oligarki dalam Politik dan Dampaknya

Bom TNT

TNT (Trinitrotoluene) sendiri merupakan salah satu bahan kimia peledak yang paling umum dikenal.

TNT tidak meledak secara spontan dan sangat mudah dan nyaman untuk ditangani, sehingga sifat eksplosifnya hanya ditemukan sekitar 30 tahun kemudian oleh kimiawan Jerman Carl Häussermann pada tahun 1891.

TNT juga digunakan sebagai ukuran standar untuk bom, sehingga ledakan bahan kimia lainnya sering diukur relatif terhadap TNT.

Jenis bom ini pernah mengguncang Sari Club, Jimbaran, Kuta, Bali dan menelan korban jiwa 202 jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, yang kebanyakan merupakan wisatawan asing.

Baca Juga: Profil Park Hang-seo, Pelatih Vietnam yang Pernah Jadi Asisten Guus Hiddink

Mother of Satan

Bom ini merupakan julukan dari peledak berbahan baku triacetone tripexide (TATP), bom yang khas digunakan untuk Perang Irak.

Bom berjenis Three Asseton Three Poropsaid (TATP) ini memiliki daya ledak yang sangat tinggi.

Sifat dari bahan kimia bom ini sangat sensitif dan mudah meledak apabila terkena panas, tekanan atau gesekan, listrik statis, ataupun radiasi ultraviolet.

Bom jenis ini pernah ditemukan Densus 88 Antiteror di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo pada 2018.

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkini