LABVIRAL.COM - Politik mercusuar adalah proyek pembangunan nasional bertaraf internasional. Proyek ini merupakan kebijakan Presiden Soekarno pada era demokrasi terpimpin dalam rentang tahun 1959-1966.
Lewat proyek tersebut, Soekarno ingin membawa perubahan besar bagi Indonesia. Dia ingin Indonesia dilirik negara lain karena bisa maju dan mampu.
Di sisi lain, pada masa itu Soekarno juga berharap ada negara lain mau ikut serta menjalin hubungan persahabatan dan pembangunan.
Proyek mercusuar berjalan atas motivasi terbesar Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Demi berjalannya Asian Games maka berdiri bangunan-bangunan yang menjadi proyek mercusuar.
Lantas apa saja contoh proyek mercusuar yang dibangun saat itu? Berikut Labviral.com sajikan rangkumannya:
Baca Juga: Mengenal PPK dan PPS: Tugas, Wewenang dan Kewajibannya dalam Pemilu
1. Pembangunan Stadion Senayan
Presiden Soekarno meresmikan pembangunan Stadion bertaraf Internasional yang dikenal sebagai Gelora Bung Karno (GBK) pada 8 Februari 1960.
Soekarno membangunan GBK dengan konsep kemegahan dan kekokohan, karena melihat kemegahan Stadion Lenin, Moskow. Bahkan, rencananya, Stadion GBK dikerjakan LS Tyatenko, arsitek yang juga mengerjakan desain Stadion Lenin.
Proyek pembangunan stadion ini dikerjakan oleh ribuan orang, untuk dapat mengejar target selesai sebelum gelaran Asian Games 1962 dimulai.
Secara keseluruhan, pembangunan kompleks olahraga Senayan itu menghabiskan biaya hingga 12,5 juta dollar AS.
Baca Juga: Mengenal KPPS, Tugas, Kewenangan dan Kewajibannya dalam Pemilu
2. Pembangunan Hotel Indonesia
Persiapan Asian Games edisi keempat itu terus dilakukan, termasuk salah satunya dengan membangun Hotel Indonesia (HI) sebagai sarana pendukung.
Bahkan Hotel Indonesia merupakan proyek pertama yang dilakukan sebelum pembangunan GBK.
Pembangunan Hotel Indonesia resmi dimulai pada 1959 dan kemudian didaulat sebagai hotel mewah bintang 5 pertama satu-satunya di Indonesia pada masa itu.
Pembangunan hotel 14 lantai itu resmi dibuka pada 5 Agustus 1962 dan dibiayai dengan dana hasil Perjanjian Perampasan Perang dari Jepang.
Hotel tersebut rencananya akan difungsikan sebagai tempat untuk menampung altet ataupun tamu-tamu yang berasal dari luar negeri selama gelaran Asian Games 1962.
Dari sudut pandang lain, pembangunan HI ternyata merupakan langkah awal perkembangan pariwisata Indonesia.
Baca Juga: Perbedaan Antara SNMPTN dan SNPMB, Benarkah Seleksi Masuk PTN Jadi Lebih Mudah?
3. Jembatan Semanggi
Proyek Jembatan Semanggi merupakan salah satu bangunan yang monumental dan menjadi jembatan layang pertama di Indonesia.
Jembatan Semanggi dibuat untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat Asian Games 1962 berlangsung.
Jembatan Semanggi diklaim sebagai cloeverleaf bridge terbesar di Asia Tenggara pada 1962. Cloeverleaf bridge sendiri adalah persimpangan dua tingkat yang semua belokan ditangani oleh jalan selip.
Baca Juga: Mengenal Politik Apartheid hingga Nelson Mandela Membawa Perubahan Dunia
4. Monumen Selamat Datang
Patung selamat datang dibuat Edhie Sunarso pada 1961. Monumen ini dibangun sebagai simbolis penyambutan para tamu mancanegara.
Tinggi patung dari kepala sampai kaki sekitar 5 meter, sedangkan keseluruhan tinggi kaki hingga tangan melambai mencapai 7 meter.
Pembuatan patung ini membutuhkan waktu hingga setahun, sehingga peresmiannya baru dilakukan pada 1962.
Baca Juga: Terungkap, Alasan Ilmiah Postur Pendek Messi Justru Bikin Lebih Jago Main Sepak Bola
5. Pembangunan Monas
Proyek lainnya adalah pembangunan Monumen Nasional atau Monas, yang juga membutuhkan dana tidak sedikit.
Monas dibangun pada 17 Agustus 1961, yang dirancang oleh tiga arsitek Indonesia, yakni Soedarsono, Frederich Silaban, dan Soekarno.
Pembangunan Monas melalui tiga tahap, pertama 1961-1965, kedua periode 1966-1968 serta tahap ketiga 1969-1976.
Monumen ini dibangun di depan Istana Merdeka sebagai simbol perjuangan rakyat. Monas hingga saat ini menjadi ikon DKI Jakarta.
Baca Juga: Penjelasan Tentang PPLN dan KPPSLN, Lengkap dengan Tugas dan Wewenangnya dalam Pemilu
6. Pembangunan Gedung DPR/MPR
Contoh proyek mercusuar terakhir adalah pembangunan Gedung DPR/MPR.
Pembangunan Gedung DPR/MPR resmi dibuka pada 8 Maret 1965 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 48.
Pembangunan gedung tersebut semata-mata untuk menunjukkan bahwa pemerintah sanggup membangun gedung-gedung elit yang digunakan untuk rapat besar.