LABVIRAL.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang lolos sebagai peserta Pemilu 2024. PKS menggunakan nomor urut 8 dalam Pemilu 2024 sebagaimana pada Pemilu 2019.
PKS adalah partai Islam. Namun, Islam yang dipahami PKS adalah Islam yang terbuka. Dengan demikian, PKS tidak menutup diri pada masyarakat lain yang non-Islam untuk bergabung.
PKS dibentuk pada 20 April 2022 yang bermula dari sebuah gerakan dakwah di kampus-kampus. Gerakan ini dimulai dengan berdirinya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) sejak 1967 yang dipelopori Muhammad Natsir.
Baca Juga: Fakta Menarik Ganjar Pranowo: Suka Musik Rock dan Rajin Ikuti Tren Anak Muda
Sejarah PKS
Pada era Orde Baru tahun 1985, banyak tokoh Islam yang tidak setuju dengan asas Pancasila yang harus diterapkan pada seluruh organisasi massa kala itu. Di saat itulah mencul Jamaah Tarbiyah yang telah merambah ke kampus-kampus.
Selanjutnya ,didirikanlah Lembaga Dakwah Kampus yang dibentuk olah para anggota dari Jamaah Tarbitah. Organisasi inilah kemudian membentuk unit-unit kegiatan mahasiswa.
Pada 1986 terbentuklah Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) seiring dengan anggapan bahwa Lembaga Dakwah Kampus terkait dengan kelompok Islam radikal seperti Darul Islam.
Baca Juga: Profil Partai Demokrat, Peserta Pemilu Nomor Urut 14, Pernah di Atas Angin
Saat mengadakan pertemuan FSLDK yang diselenggarakan di Malang pada 1998, tercetuslah sebuah deklarasi yang kemudian disebut sebagai deklarasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Organisasi ini muncul dengan mengusung melawan reformasi dan rezim Soeharto yang dipimpin Fahri Hamzah. KAMMI kemudian berubah menjadi sebuah partai Islam, sejalan dengan lengsernya kekuasaan Soeharto pada 21 Mei 1998. Para tokoh KAMMI pun mulai mendirikan sebuah partai bernama Partai Keadilan (PK).
Kendati lahirnya PK erat dengan KAMMI, tetapi keduanya tidak memiliki hubungan secara formal.
Baca Juga: Berisi Loyalis Anas, Ini Profil PKN, Partai Peserta Pemilu 2024 Nomor 9
Partai Keadilan secara resmi dideklarasikan pada 20 Juli 1998 di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Pendeklarasian ini bersamaan dengan pengangkatan Nurmahmudi Ismail sebagai presiden PK yang pertama.
Dilansir dari laman pks.id, pada 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi Kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gud Dur), dan menunjuk Nurmahmudi Isma'il (kala itu presiden partai) sebagai calon menteri.
Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai, digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000.
Baca Juga: Profil PBB: Partai Peserta Pemilu Nomor 13 yang Sudah 5 Kali Tampil
Pada 3 Agustus 2000, delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al-Azhar, dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.
Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen, maka PK harus merubah namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya.
Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota).
Baca Juga: Tak Lepas dari Sosok Wiranto, Ini Profil Partai Hanura, Peserta Pemilu 2024 Nomor 10
Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS. Dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
Tak hanya sejarah panjang, PKS juga punya visi dan misi antara lain:
Visi
Menjadi Partai Islam rahmatan lil 'alamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi
Meningkatkan pertumbuhan jumlah Anggota Partai dan mengokohkan integritas, solidaritas, akseptabilitas, profesionalitas untuk menghadirkaan kepemimpinan bangsaa yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.
Mengokohkan soliditas Partai berskala nasional, mandiri, dan terbuka agar mampu menjalankan fungsi edukasi, advokasi, kaderisasi kepemimpinan, serta menerapkan sistem manajemen partai modern untuk meningkatkan sinergi, kinerja, dan kredibilitas.
Baca Juga: Perbedaan Hukum Perdata dengan Hukum Pidana, Ayo Baca Biar Tidak Bingung!
Meningkatkan kepeloporan Partai dalam pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap ketahanan keluarga, pemuda, kepentingan masyarakat, dan lingkungan hidup, serta memperkuat kemitraan strategis di berbagai sektor pengabdian untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang produktif, inovatif, dan patriotik.
Memenangkan Pemilu 2024 dan meningkatkan kontribusi Partai dalam menggagas dan memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak kepada kemaslahatan rakyat, bangsa, dan negara yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta turut berperan dalam pengembangan demokratisasi di kawasan, dan pengembangan kerjasama internasional untuk memperkokoh posisi Indonesia.
Baca Juga: Profil Partai Garuda Nomor Urut 11 di Pemilu 2024, Dipimpin Adik Riza Patria
Ketua Umum PKS dari Masa ke Masa:
Nur Mahmudi Ismail (1999 - 2000)
Hidayat Nur Wahid (2000 - 2004)
Tifatul Sembiring (2005 - 2009)
Luthfi Hasan Ishaaq (2009- 2013)
Anis Matta (2013 - 2015)
Muhammad Sohibul Iman (2015 - 2020)
Ahmad Syaikhu (2020 - Petahana)
Susunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dari Partai PKS
Ketua Majelis Syura Partai : Salim Segaf Aljufri
Wakil Ketua Majelis Syura : Hidayat Nur Wahid
Wakil Ketua Majelis Syura : Mohamad Sohibul Iman
Wakil Ketua Majelis Syura : Ahmad Heryawan
Wakil Ketua Majelis Syura : Suharna Surapranata
Sekretaris Majelis Syura : Syauqi Abdul Azis
Ketua Majelis Pertimbangan Pusat : Suswono
Ketua Dewan Syariat Pusat : Muslih Abdul Karim
Presiden / Ketua Umum : Ahmad Syaikhu
Sekretaris Jenderal : Habib Aboe Bakar Alhabsyi
Wakil Sekretaris Jenderal Organisasi,Kinerja, Administrasi dan Sistem Informasi Pusat Data : Muhammad Arfian
Wakil Sekretaris Jenderal Personalia dan Kerumahtanggaan : Ayon Prasetyawan
Wakil Sekretaris Jenderal Hukum dan Advokasi : Zainudin Paru
Wakil Sekretaris Jenderal Program dan Isu Strategis : Sumirat Sundana
Wakil Sekretaris Jenderal Hubungan Antar Lembaga : Dr. Moh. Rozaq Asyhari
Wakil Sekretaris Jenderal Protokoler dan Pengamanan Pimpinan : Sugeng Susilo
Wakil Sekretaris Jenderal Perencanaan dan Kajian : Haryo Setyoko
Wakil Sekretaris Jenderal Arsip dan Sejarah : T. Farida Rachmayanti
Wakil Sekretaris Jenderal Komunikasi Publik : Ahmad Fathul Bari
Bendahara : Mahfudz Abdurrahman
Wakil Bendahara Umum. : Deni Triesnahadi
Wakil Bendahara Umum. : Hero E.A. Putra
Wakil Bendahara Umum. : Unggul Wibawa
Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri : Sukamta
Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan : Buchori
Ketua Badan Pembinaan Kepemimpinan Daerah : Zulkieflimansyah
Ketua Bidang Pembinaan Kader : Muhammad Said
Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Desa : Syahrul Aidi Mazaat
Ketua Bidang Pemberdayaan Jaringan Usaha dan Ekonomi dan Kader : Rofik Hananto
Ketua Bidang Kepemudaan : Gamal, M.Biomed
Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga : Kurniasih Mufidayati
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat : Ahmad Mabruri Mei Akbari
Ketua Bidang Seni dan Budaya : Ecky Awal Mucharam
Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan : Al Muzammil Yusuf
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada : Sigit Sosiantomo
Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial : Netty Prasetiyani
Ketua Bidang Pembangunan Keumatan dan Dakwah : Ali Akhmadi
Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan : Anis Byarwati
Ketua Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Hidup: Mardani
Ketua Bidang Ketenagakerjaan : M. Martri Agoeng
Ketua Bidang Tani dan Nelayan : Riyono
Ketua Bidang Kepanduan : Yoyok Switohandoyo
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) : Hendry Munief
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) : Ahmad Junaidi Auly
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Banten, Jakarta dan Jawa Barat (Banjabar) : Achmad Ru’yat
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Jawa tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta (Jatijaya) : Abdul Fikri Faqih
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Balinusra) : Johan Rosihan
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Kalimantan :Alifudin
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sulawesi : Suryadarma
Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Indonesia Timur (Intim) : Muhammad Kasuba
Ketua Komisi Konstitusi dan Legislasi : Soemandjaja Rukmandis
Ketua Komisi Organisasi dan Wilayah : Hermanto
Ketua Komisi Kebijakan Publik : Memed Sosiawan
Ketua Komisi Kajian Strategis : Abdul Kharis Almasyhari
Ketua Komisi Ideologi : Musoli
Ketua Komisi Ketahanan Keluarga : Wirianingsih
Ketua Komisi Penegakan Disiplin Syari, Organisasi, dan Etik : Abdul Muiz Saadih
Ketua Komisi Kajian dan Bayan : Abdullah Haidir
Ketua Komisi Bina Keluarga Sakinah : Muslih Abdul Karim
Ketua Komisi Bina Struktur dan SDM : Iman Santoso
Ketua Komisi Keumatan : Zufar Bawazir
Ketua Fraksi MPR RI : Tifatul Sembiring
Ketua Fraksi DPR RI : Jazuli Juwaini