Sejarah Sidang Isbat di Indonesia untuk Menentukan Hari Raya Idul Fitri

Hadi Mulyono
Selasa 18 April 2023, 19:43 WIB
Sidang isbat pemerintah Indonesia. (Sumber : kemenag.go.id)

Sidang isbat pemerintah Indonesia. (Sumber : kemenag.go.id)

LABVIRAL.COM - Jelang berakhirnya bulan Ramadan, sidang isbat menjadi agenda sakral pemerintah Indonesia yang ditunggu-tunggu masyarakat.

Sidang isbat adalah forum penetapan dalil syar'i (agama) di hadapan hakim dalam suatu majelis dengan tujuan untuk menetapkan suatu kebenaran atau peristiwa yang terjadi.

Dalam konteks ini, sidang tersebut digelar pemerintah untuk menentukan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.

Baca Juga: Jelang Akhir Ramadan, Ini Doa Malam Lailatul Qadar Sesuai Sunnah Nabi

Lalu seperti apa asal-usul sidang tersebut rutin dilakukan oleh pemerintah Indonesia? Inilah sejarah sidang isbat yang menjadi forum penting khususnya bagi umat Islam di Tanah Air.

Sejarah sidang isbat

Disadur dari laman resmi Kemenag pada Selasa, 18 April 2023, belum diketahui pasti kapan sidang isbat pertama kali dilakukan.

Baca Juga: Lebaran Idul Fitri 2023 Tanggal Berapa? Simak Penjelasannya di Sini

Namun pada tahun 1950-an (sebagian sumber menyebut tahun 1962) menjadi tonggak sejarah pertama kali diadakan pertemuan penting tersebut dalam rangka penetapan tanggal 1 Ramadan dan Idul Fitri.

Biasanya sidang diisi dengan pemaparan para ulama, ahli astronomi dan pendapat organisasi-organisasi Islam sebelum mengambil keputusan secara sah.

Sejak awal digelar, sidang penentuan awal Ramadan selalu diadakan setiap tanggal 29 Syakban. Sedangkan sidang isbat penentuan awal Idul Fitri selalu dilaksanakan pada 29 Ramadan.

Baca Juga: Resep Ketupat Lebaran Kenyal, Legit dan Padat Cocok Buat Hidangan Hari Raya Idul Fitri

Menurut buku Agenda Kementerian Agama 1950 -1952 terdapat penjelasan penting tentang hari-hari besar agama Islam.

"Penetapan Hari Raya Islam, terutama permulaan Puasa Ramadan, selain dengan memperhitungkan peredaran bulan, juga berdasarkan rukyat maka oleh karena itu penetapan tanggal 1 Ramadan dan Idul Fitri pada pokoknya harus menunggu rukyatul hilal yang kelak akan diumumkan pada waktunya."

Selanjutnya pada tahun 1970, Kementerian Agama resmi membentuk Badan Hisab dan Rukyat (BHR) dan pertama kali diketuai oleh Sa’adoeddin Djambek, seorang pakar ilmu falak terkemuka Muhammadiyah.

Baca Juga: 5 Inspirasi Make Up Lebaran ala Selebgram, Tampil Cantik di Hari Raya Idul Fitri

Pembentukan adan Hisab dan Rukyat

BHR dibentuk oleh pemerintah untuk mengemban berbagai tugas berkaitan dengan sidang isbat yang ditunggu-tunggu masyarakat.

Setidaknya terdapat tiga peran utama yang harus dilakukan Badan Hisab dan Rukyat tersebut.

Baca Juga: Tutorial Hijab Simpel dan Cantik, Siap Sambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H

  1. Menentukan hari-hari besar agama Islam dan hari libur nasional yang berlaku di seluruh Indonesia.
  2. Menyatukan penentuan awal bulan Islam yang berkaitan dengan ibadah umat Islam seperti 1 Ramadan, 1 Syawal (Idul Fitri), 10 Zulhijjah (Idul Adha).
  3. Menjaga persatuan Islam, mengatasi pertentangan dan perbedaan dalam pandangan ahli hisab dan rukyat dan meminimalisir adanya perbedaan dalam partisipasi untuk membangun bangsa dan negara.

Kurang lebih seperti itulah sejarah sidang isbat di Indonesia yang menjadi agenda rutin pemerintah dalam menentukan hari-hari besar agama Islam.

Begitu pentingnya sidang tersebut sampai-sampai Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Keputusan Fatwa Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal dan Zulhijjah menetapkan sejumlah fatwa.

Baca Juga: Sholat Idul Fitri di Lapangan atau di Masjid, Mana yang Lebih Utama?

  1. Penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyat dan hisab oleh Pemerintah RI c.q. Menteri Agama dan berlaku secara nasional.
  2. Seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan pemerintah tentang penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.
  3. Dalam menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam dan Instansi terkait.
  4. Hasil rukyat dari daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luar wilayah Indonesia yang mathla’-nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman oleh Menteri Agama RI.

Demikian sejarah sidang isbat di Indonesia dalam menentukan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini