Dimulai dari Sahabat Ibnu Umar yang lebih memilih untuk menggunakan metode rukyatul hilal. Namun bagi tabiin senior bernama Mutharrif bin Syikhir, ia lebih memilih menggunakan metode hisab.
Baca Juga: 5 Tutorial Make Up Lebaran 2023, Tampil Cantik dan Natural Siap Sambut Hari Raya Idul Fitri
Ibnu Rusyd berpandangan, adanya perbedaan itu karena pemaknaan hadis Nabi Muhammad yang tidak sama.
Nabi Muhammad saw bersabda, atau Abul Qasim telah bersabda, "Berpuasalah kalian dengan melihatnya (hilal) dan berbukalah dengan melihatnya pula. Apabila kalian terhalang oleh awan (mendung), maka sempurnakanlah jumlah bilangan hari bulan Syaban menjadi tiga puluh." (HR Bukhari).
Berdasarkan hadis di atas, sebagian ulama berpandangan bahwa metode penentuan awal bulan harus menggunakan rukyatul hilal atau harus secara pasti melihat wujud bulan.
Baca Juga: Insipirasi Cantik, Tutorial Hijab Pasmina untuk Idul Fitri 1444 H ala Selebgram
Jika tidak memungkinkan karena terhalau awan gelap misalnya, maka cukup menggenapkan bulan Syakban, Ramadan dan lain sebagainya menjadi 30 hari.
Sementara itu bagi kalangan yang lebih memilih metode hisab, mereka berpendapat bahwa cara tersebut jauh lebih praktis ketimbang melihat hilal yang ada kalanya tertutup awan.
So, sampai di sini bisa dipahami bahwa metode hisab dan rukyatul hilal dalam penentuan awal Ramadan, Idul Fitri dan lain sebagainya mempunyai landasan yang kuat.***