LABVIRAL.COM-Apa itu pareidolia? Keadaan di mana kamu seolah melihat wajah pada benda sehari-hari.
Pernahkah tiba-tiba melihat bentuk di awan, atau melihat wajah terbakar di roti panggang? Itulah yang disebut Pareidolia.
Pareidolia adalah fenomena psikologis yang menyebabkan orang melihat pola dalam stimulus acak. Ini sering menyebabkan orang menetapkan karakteristik manusia pada objek.
Atau secara pengertian sederhanananya adalah saat orang yang melihat wajah di objek yang sebenarnya tidak ada.
Baca Juga: 6 Golongan Tenaga Honorer Diangkat Jadi PPPK Tanpa Tes Dengan Persyaratan Tertentu, Apa Itu?
Mengapa melihat wajah pada objek?
Dikutip dari lenstore.co.uk, menurut psikolog evolusi fenomena Pareidolia bermanfaat bagi nenek moyang kita.
Psikolog berpendapat bahwa itu membantu mereka untuk bertahan hidup karena alasan berikut:
Bayi lebih cenderung dirawat jika mengalami pareidolia.
Astronom, Carl Sagan, berteori bahwa, "Bayi-bayi yang sejuta tahun yang lalu tidak dapat mengenali wajah tersenyum kembali, kecil kemungkinannya untuk memenangkan hati orangtua mereka, dan kecil kemungkinannya untuk menjadi makmur".
Oleh karena itu, dapat diperdebatkan bahwa kelangsungan hidup ini telah memungkinkan pareidolia untuk diwariskan dari generasi ke generasi.
Perlindungan dari predator atau pemangsa
Lebih aman bagi leluhur tempat kita berevolusi untuk berasumsi bahwa mereka melihat wajah, meskipun sebenarnya tidak ada.
Christopher French, dari British Psychological Society, mengatakan, "Contoh klasiknya adalah pria Zaman Batu berdiri di sana, menggaruk janggutnya, bertanya-tanya apakah gemerisik di semak-semak itu benar-benar harimau bertaring tajam.
Anda jauh lebih mungkin untuk bertahan hidup jika Anda menganggap itu adalah harimau bertaring tajam dan keluar dari sana - jika tidak, Anda mungkin akan berakhir sebagai makan siang".
Penggunaan pareidolia dalam psikologi
Beberapa psikolog mengandalkan pareidolia dalam pemeriksaan psikologis.
Kadang-kadang, psikolog akan menggunakan tes bercak tinta Rorschach untuk menafsirkan emosi tersembunyi seseorang.
Tes tersebut mencakup gambar yang dibuat dengan menjatuhkan tinta di atas kertas, dan melipat kertas menjadi dua.
Psikolog kemudian meminta pasiennya untuk menginterpretasikan gambar yang dihasilkan.
Secara teori, pasien memproyeksikan pikiran terdalam mereka ke gambar acak. Namun, metode terapi ini banyak diperdebatkan oleh para psikolog, karena tidak memiliki landasan fakta.
Mendapat untung dari pareidolia
Pareidolia seringkali merupakan penjelasan logis untuk sebagian besar penampakan agama atau UFO. Hal ini ternyata bisa menjadi ladang bisnis atau mendatangkan uang. Banyak yang percaya klaim penampakan tersebut adalah bukti.
Pada tahun 2004, sandwich keju berusia sepuluh tahun dijual seharga USD 28.000 di eBay, karena dianggap memiliki gambar Perawan Maria yang dibakar di atasnya.
Penyebab terjadinya pareidolia
Dikutip dari alodokter, hingga saat ini, penyebab pareidolia belum diketahui secara pasti.
Meski begitu, studi yang dirilis di Cell Press Journal pada 2017 menyebut bahwa kondisi ini berkaitan dengan cara kerja otak dalam memproses dan mengartikan rangsangan visual.
Otak manusia memiliki area yang bertanggung jawab terhadap pengenalan dan persepsi akan wajah, yaitu bagian depan (frontal) dan samping (temporal).
Pada beberapa orang, otak mereka mempunyai kecenderungan untuk langsung memproses suatu benda mati menjadi bagian-bagian wajah tertentu.
Apakah pareidolia berbahaya? Tidak selalu, sebab kondisi ini normal terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun, dalam beberapa kasus, pareidolia bisa menjadi tanda penyakit tertentu.
Baca Juga: 3 Fakta Menarik Operasi Plastik yang Dilakukan Denada, Hasilnya Tuai Pujian
Pareidolia bisa jadi tanda penyakit
Pareidolia dapat menjadi salah satu gejala penyakit, terutama yang berhubungan dengan sistem saraf pusat. Kondisi ini mungkin perlu diwaspadai apabila Anda mengalaminya secara berulang.
Beberapa penyakit yang sering dikaitkan dengan pareidolia, yakni sebagai berikut.
Lewy body dementia
Salah satu gejala yang cukup sering muncul pada orang dengan Lewy body dementia (sejenis penyakit pikun) yakni halusinasi visual. Gejala ini menyumbang angka hingga 70 persen dari keseluruhan pasien.
Halusinasi visual timbul akibat degenerasi (kemunduran atau kerusakan) pada bagian tertentu otak.
Degenerasi tersebut disebabkan oleh penumpukan Lewy body (sejenis plak berupa protein) pada beberapa area dalam otak. Akibatnya, pasien sering melihat sosok, orang, atau hewan tertentu yang sebenarnya tidak ada.
Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson merupakan suatu penyakit yang cukup banyak ditemukan dalam masyarakat.
Memiliki ciri berupa jalan yang lambat disertai langkah kecil-kecil pada pengidapnya, kondisi ini dipercaya muncul akibat ketidakseimbangan pada zat-zat pengatur di dalam otak manusia.
Dalam sejumlah penelitian, orang dengan penyakit Parkinson juga melaporkan mereka sering melihat wajah atau sosok seseorang yang sebenarnya bukan manusia, melainkan benda mati.
Beberapa area otak yang berhubungan dengan fungsi penglihatan dan mekanisme halusinasi diyakini berperan dalam hal ini.***