Cara Bedakan Sakit Lambung Ringan, Sedang hingga Berat dan Obat Maag yang Cocok Diminum Sebelum Perdarahan atau Peradangan Lambung

Bonifasius Sedu Beribe
Jumat 01 Maret 2024, 16:10 WIB
Umumnya, obat sakit lambung dikategorikan dalam tiga macam, yaitu golongan antasida, antagonis reseptor H2 dan yang ketiga adalah golongan pompa proton atau proton pump inhibitor (Sumber : Screeen Shoot Youtube SB30Health)

Umumnya, obat sakit lambung dikategorikan dalam tiga macam, yaitu golongan antasida, antagonis reseptor H2 dan yang ketiga adalah golongan pompa proton atau proton pump inhibitor (Sumber : Screeen Shoot Youtube SB30Health)

LABVIRAL.COM - Apakah kamu pernah sakit maag, dan oleh dokter diresepkan obat lambung dengan logo “K” atau obat keras dan langsung sembuh? Atau apakah kamu justru diberikan obat antasida saja? Pertanyaannya, kenapa jenis obat lambung berbeda-beda padahal sama-sama sakit lambung?

Apoteker Apt. Agnestasia Widia dari Chanel Youtube SB30Health menceritakan pengalamannya saat menjadi mahasiswa Apoteker yang magang di apotek. Ia mendapati bahwa obat yang paling laku di apotek adalah obat lambung atau obat maag.

Setiap hari, ada saja pembeli yang membeli obat lambung golongan keras agar lebih cepat sembuh seperti Lansoprasol atau Omeprasol. Bukan obat lambung yang bersifat bebas.

Baca Juga: Begini Kondisi Sakit Lambung Kronis, Lengkap dengan Cara Pilih Obat Maag Paling Manjur Sebelum Urusan Makin Runyam

Untuk mengetahui jenis-jenis dari obat lambung dan apakah obat lambung yang berbeda menentukan tingkat keparahan sakit lambung, mari kita simak penjelasan Apt. Agnestasia Widia ini.

Secara umum, sakit lambung adalah rasa nyeri ulu hati atau rasa tidak nyaman pada perut akibat naiknya asam lambung. Penyebab sakit lambung yang paling sering adalah karena telat makanan, juga karena pengaruh kafein.

Perubahan pola hidup hingga stres juga berkontribusi menjadi penyebab sakit lambung ini, yang bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat sakit lambung.

Baca Juga: Ada Sakit Lambung Antagonis, Ketahui Jenis Sakit Maag Berat Ini dan Obat yang Tepat Biar Gak Nyeri

Umumnya, obat sakit lambung dikategorikan dalam tiga macam, yaitu golongan antasida, golongan antagonis reseptor H2 dan yang ketiga adalah golongan pompa proton atau proton pump inhibitor.

Mari, kita ketahui ketiganya.

1. Golongan Sakit Lambung Antasida

Ini adalah golongan sakit maag ringan. Maka, obat antasida bersifat basa lemah yang tujuannya untuk menetralkan asam lambung. Obat jenis ini hanya untuk menetralkan asam lambung, bukan mengurangi produksi asam lambung. Ini adalah kategori obat bebas, yang dijual di apotek hingga minimarket sampai warung kelontong.

Obat sakit lambung berjenis antasida ini biasanya hadir dalam bentuk sirup maupun tablet kunyah yang cara mengonsumsinya dengan cukup dikunyah.

Lalu, kapan kamu harus menggunakan antasida saat sakit lambung?

Baca Juga: Sakit Lambung Ringan, Minum Obat Maag Keras Bisa Bahaya Banget Bahkan Sampai Perdarahan Lambung

Antasida digunakan untuk gangguan asam lambung akut atau gangguan asam lambung yang meningkat secara tiba-tiba. Ini biasanya bisa sembuh dalam waktu yang cepat.

“Contohnya, bangun tidur langsung minum kopi atau bangun tidur langsung makan makanan pedas atau kecut, sehingga asam lambungnya naik, menyebabkan perut menjadi kembung dan perih. Kalau gejalanya ringan-ringan saja seperti itu, pakai antasida saja sudah cukup. Tidak perlu menggunakan golongan yang lebih tinggi atau golongan obat keras,” katanya.

2. Golongan Sakit Lambung Antagonis Reseptor H2

Selain golongan antasida di kelas pertama atau maag ringan, ada golongan antagonis reseptor H2. Obat asam lambung jenis ini berfungsi untuk menghambat reseptor H2.

Ketahuilah bahwa lambung memiliki banyak reseptor, salah satunya adalah reseptor H2 yang berfungsi untuk memproduksi asam lambung.

Saat kamu meminum obat-obatan antagonis reseptor H2 ini, maka produksi asam lambung akan dihambat sehingga produksi asam lambung akan menurun.

Baca Juga: Ini tips Berpuasa yang Sehat Buat Kamu yang Sakit Asam Lambung dan Maag, Biar Kamu Aman dan Lancar Jalani Ibadah Puasa

Sebagai catatan, bahwa ini adalah golongan obat keras, jadi harus menggunakan resep dokter. Selama ini, banyak yang meminum obat-obatan ini tanpa menggunakan resep dokter.

Saat memeriksakan keadaanmu ke dokter, kamu akan diberikan obat antagonis reseptor H2 ketika kamu mengalami gangguan asam lambung kronis seperti adanya tukak lambung atau luka pada lambung.

Kondisi sakit lambung lain seperti perdarahan di lambung atau gerd akan mendapatkan obat antagonis reseptor H2 ini karena gejalanya sudah mulai berat dibandingkan gejalanya yang bisa diatasi dengan antasida saja.

“Atau mungkin dari kalian sering mengkonsumsi obat anti nyeri, nah obat anti nyeri efeknya nanti bisa juga mengalami tukak lambung, sehingga untuk penyembuhan tukak lambung akibat obat anti nyeri juga bisa menggunakan antagonis reseptor H2, tapi tetap harus dengan pengawasan dokter,” katanya.

Baca Juga: Ciri-ciri Maag Sudah Parah yang Berbahaya dan Tidak Boleh Diabaikan

Contoh obat sakit lambung golongan 2 atau kategori antagonis reseptor H2 ini biasanya diberi nama dengan akhiran “idin” seperti Ranitidin, Simetidin atau Famotidin.

3. Sakit Lambung Golongan Pompa Proton

Obat sakit lambung dengan kasta tertinggi adalah golongan penghambat proton atau disebut PPI proton pump inhibitor, dengan nama yang diakhiri dengan “Sol” seperti Lansoprasol, Omeprasol, Esomeprasol atau Rabeprasol.

Obat-obat sakit lambung jenis ini bekerja untuk menghambat sistem proton. Sistem proton ini berguna untuk mensekresi asam lambung. Maka jika proton pump inhibitor ini digunakan, maka pompa proton akan dihambat sehingga sekresi asam lambung juga akan menurun.

Ini adalah obat keras dan diberikan atau diresepkan dokter pada pasien sakit lambung yang sudah sangat berat.

“Kebanyakan dari kita atau mungkin dari kalian ke apotik saat sakit lambung, langsung mintanya Lansoprasol, langsung mintanya Omeprasol. Padahal, hanya gara-gara makan pedas dan baru pertama kali terkena sakit maag,” katanya, bahwa kebiasaan itu salah.

Baca Juga: Ciri-ciri Maag Kambuh dan Cara Penanganannya yang Tepat

Jika kamu bertanya, mengapa diberi obat sakit lambung golongan PPI, atau kapan kamu diberi obat golongan PPI oleh dokter? Itu artinya kamu mengalami gangguan asam lambung kronis seperti adanya tukak lambung, gerd, perdarahan atau adanya peradangan pada lambung.

Obat sakit lambung jenis ini juga bisa digunakan untuk infeksi Helicobacter Pilori, bakteri yang hidup di saluran cerna dan bisa merusak dinding lambung.

Obat ini juga bisa digunakan untuk sindrom zolinger elisen, yaitu penyakit tumor yang tumbuh di pankreas dan usus 12 jari. Efeknya adalah meningkatkan asam lambung.

“Nah, biasanya untuk penyakit-penyakit seperti ini baru diberi golongan PPI atau golongan yang belakangnya ada zol-zolnya, ya,” sambungnya.

Baca Juga: Ciri-ciri Maag dan Cara Ampuh Mengatasinya

Diberikannya obat sakit lambung atau obat maag seperti ini agar kamu bisa beraktivitas dengan baik tanpa diganggu rasa nyeri. Tapi, sama sekali tidak disarankan dikonsumsi dalam jangka panjang, atau dikonsumsi untuk mengantisipasi kambuhnya sakit lambung.

Hal ini tidak dianjurkan karena asam lambung yang diproduksi tubuh memiliki manfaat untuk melindungi badan dari bakteri dan virus yang melalui saluran cerna, contohnya bakteri tipes.

“Kalau asam lambung kita itu baik, maka bakteri tipes ini bisa dihajar oleh asam lambung kita. Sedangkan kalau kita meminum obat penurun asam lambung ini dalam jangka waktu yang lama, maka proteksi kita akan menurun. Efeknya, bakteri akan lebih mudah masuk ke dalam saluran cerna, bisa menyebabkan diare, kembung dan bisa menyebabkan infeksi saluran pencernaan bagian bawah,” sambung Apt. Agnestasia Widia.

Asam lambung juga berguna untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh. Maka jika kamu mengonsumsi obat penurun asam lambung terlalu lama atau dalam dalam jangka waktu panjang, maka makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dicerna dengan baik.

Kondisi ini akan memunculkan masalah gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, rasa begah, hingga kembung.

“Jadi kesimpulannya, kalau memang kalian memiliki gangguan asam lambung, kalian boleh kok minum obat asam lambung sewajarnya. Tapi kalau gejala sudah hilang, maka harus distop. Jadi, tidak untuk pemakaian jangka panjang dan tetap penggunaan obat asam lambung harus menggunakan resep dokter, jangan langsung beli aja,”

“Jadi kalau memang sakit lambung atau memiliki gejala yang sudah lumayan berat dan lebih dari 3 hari, langsung aja konsultasi ke dokter. Nggak usah nyoba-nyoba yang sembarangan. Boleh beli obat lambung di apotek, tapi kalau sudah 3 hari penggunaan tidak sembuh langsung aja ke dokter,” sambungnya.

SUMBER: Chanel Youtube SB30Health

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini