Terlebih lagi, menurut Zafar, generasi milenial mungkin tidak selalu mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa hanya 65 persen generasi milenial yang pergi ke dokter perawatan primer, dibandingkan dengan 82 persen generasi baby boomers dan 74 persen generasi X.
Generasi milenial mungkin juga menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
"Karena kehidupan dan pekerjaan menjadi lebih menuntut teknologi dan meningkatnya efisiensi di dunia, milenial memiliki lebih sedikit waktu untuk diri mereka sendiri, dan karenanya kesehatan pribadi mereka dipertimbangkan," kata Zafar.
Ananth mencatat bahwa stres kemungkinan merupakan kontributor peningkatan kematian terkait stroke di kalangan milenial.
Baca Juga: 5 Tips Aman Memilih Tempat Penitipan Untuk Kucing Selama Mudik
Tips mencegahan stroke di usia muda
Lebih lanjut, Dr. Chirag Gandhi, direktur Brain and Spine Institute di Westchester Medical Center dan Dewan Penasihat Ilmiah NovaSignal mengungkapkan, tidak semua faktor risiko stroke dapat dicegah, tetapi pilihan gaya hidup sehat dapat membantu meminimalkan kematian terkait stroke.
"Sementara ras, jenis kelamin, dan kecenderungan genetik adalah kontributor untuk beberapa kasus ini, faktor risiko yang jauh lebih umum adalah berbasis gaya hidup untuk kedua jenis stroke (iskemik dan hemoragik), yang meliputi tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas," ungkap dia.
"Menggabungkan pilihan makanan yang lebih sehat dengan aktivitas fisik yang teratur dan menjaga komunikasi yang erat dengan dokter dapat membantu meminimalkan risiko stroke," timpal Gandhi.
Selain itu, menurutnya kemajuan teknologi juga dapat membantu dalam pencegahan.