Banyak juga yang beranggapan jika sudah punya mobil, tidak perlu keluar uang lagi untuk belajar mengemudi, bisa secara gratis dengan cara otodidak, hanya perlu biaya bensin. Namun ternyata, jika dilihat dari faktor risiko kerusakan mobil, efisiensi waktu, cedera, atau korban jiwa, kursus mengemudi bisa dipertimbangkan.
Baca Juga: Yok Bisa Yok! Ini Tips Belajar Mobil Sendiri Tanpa Kursus
Saat belajar mengemudi di kursus, butuh merelakan uang sekian ratus ribu untuk latihan dua minggu hingga satu bulan sebelum siap turun ke jalan. Ketika berlatih secara otodidak, bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan sampai siap turun ke jalan. Belum lagi menghitung kerusakan-kerusakan yang terjadi saat latihan.
Kecepatan Belajar
Belajar mengemudi mobil perlu lebih banyak waktu yang harus diluangkan, sebab punya lebih banyak komponen yang harus dipelajari. Selain itu ukuran mobil yang cukup besar dibandingkan motor, juga dituntut perlu memiliki kendali lebih kuat dan indera lebih peka.
Jika belajar secara otodidak, pengemudi bisa mengeksplor sendiri secara lebih dalam ketika belajar, namun butuh waktu yang cukup lama.
Mempelajari komponen ini juga saat ini bisa dipelajari melalui berbagai sumber, seperti buku manual mobil hingga mengakses internet. Namun, ketika mempelajarinya melalui kursus mengemudi, bisa lebih cepat karena sudah terprogram secara rinci.
Setiap tempat kursus mengemudi pasti sudah memiliki urutan belajar mulai dari teori hingga praktik di lapangan. Selain itu, proses belajar juga sudah dirancang dari tingkat dasar hingga mahir. Selain itu, di tempat kursus juga akan dilatih pengendalian diri dan ketajaman indera secara lebih cepat karena ada instruktur yang andal.
Risiko Kerugian
Dari segi risiko rugi seperti kerusakan mobil, belajar nyetir secara otodidak bisa dibilang lebih merugikan daripada belajar mengemudi di tempat kursus.