"Yang bisa kami informasikan adalah bahwa data yang ada di Breachforums dilihat dari format elemen datanya tidak sama dengan yang terdapat di database kependudukan yang ada di Ditjen Dukcapil saat ini," kata Teguh.
Kendati begitu, Teguh menyatakan bahwa pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika Kemenkominfo melaksanakan dua agenda, yakni audit investigasi dan mitigasi preventif.
Baca Juga: Cara Membuka Kembali Tab Website yang Tertutup di Safari di iPhone dan Mac
2. Kebocoran Data Imigrasi
Kasus kebocoran data selanjutnya terjadi di Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM pada awal Juli 2023.
Informasi peretasan data Ditjen Imigrasi Kemenkum HAM diinformasikan dalam situs blog yang mengaku sebagai Byorka.
Situs tersebut mengunggah 34 juta data yang diklaim sebagai ragam identitas dari paspor yang dikeluargakan oleh imigrasi berupa nama, nomor paspor, tanggal kedaluwarsa, jenis kelamin hingga waktu penerbitan.
Pengunggah memberi sampel terkompresi 1 GB dan menyodorkan harga US$10 ribu bagi yang minat.
3. Kebocoran Data BSI
Sebanyak 1,5 TB, termasuk 15 juta data pengguna dan password nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) diretas. Dampaknya BSI mengalami gangguan layanan pada Senin, 8 Mei 2023 dan nasabah tidak dapat melakukan transaksi.
BSI diduga terkena serangan ansomware atau peretasan dengan modus pemerasan yang dilakukan aktor Lockbit.
Meski begitu, Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo menyatakan bahwa data nasabah aman.