Sejarah Kerajaan Mataram, Kejayaan hingga Keruntuhannya di Indonesia

Zahwa Elia Azzahra
Sabtu 05 Agustus 2023, 21:00 WIB
Candi Borobudur merupakan saksi dari kejayaan Kerajaan Mataram (Sumber : freepik/wirestock)

Candi Borobudur merupakan saksi dari kejayaan Kerajaan Mataram (Sumber : freepik/wirestock)

LABVIRAL.COM - Kerajaan Mataram adalah sebuah kerajaan kuno yang berada di Pulau Jawa, Indonesia.

Sejarahnya mencakup dua periode utama, yaitu Mataram Kuno dan Mataram Islam, yang masing-masing memiliki ciri khas dan sejarah yang berbeda.

Berikut adalah ringkasan singkat mengenai sejarah Kerajaan Mataram, baik Mataram Kuno maupun Mataram Islam.

Baca Juga: Bacaan dan Arti Surah At Tin dalam Bahasa Indonesia

Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada sekitar abad ke-8 Masehi di wilayah Jawa Tengah.

Pada masa awal, kerajaan ini berada di bawah pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha yang berasal dari India.

Raja Sanjaya disebut-sebut menjadi pendiri kerajaan ini, dan ibu kotanya berlokasi di sekitar Muntilan, Jawa Tengah.

Baca Juga: Jawaban Jazakallah Khairan yang Benar saat Mendapat Suatu Kebaikan

Beberapa raja yang menjadi tokoh penting dalam sejarah Mataram Kuno adalah Raja Dyah Balitung Maha Sambu, yang terkenal karena menyusun prasasti untuk mengabadikan sejarah dan pencapaian masa pemerintahannya.

Puncak kejayaan Mataram Kuno terjadi pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan, yang memperluas wilayah kekuasaan hingga meliputi sebagian besar Pulau Jawa.

Kerajaan ini mencapai masa keemasannya sebagai pusat kebudayaan dan peradaban di Nusantara. Namun, setelah Rakai Pikatan meninggal, kerajaan ini mengalami kemunduran karena perpecahan internal dan serangan dari luar.

Baca Juga: Cara Membuat Huruf Tebal, Miring dan Garis atau Coret di WhatsApp

Mataram Kuno akhirnya runtuh pada abad ke-10 Masehi, dan wilayah kekuasaannya pecah menjadi beberapa kerajaan kecil, seperti Kediri, Singhasari, dan Kahuripan.

Mataram Islam

Mataram Islam adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak, salah satu kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Pada abad ke-16 Masehi, Sultan Hadiwijaya, yang lebih dikenal dengan sebutan Panembahan Senopati, berhasil mendirikan Kerajaan Mataram Islam di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Yogyakarta dan Surakarta (Solo).

Baca Juga: Proposal yang Efektif dan Menarik Bisa Kamu Buat dengan Mengikuti Langkah-langkah Berikut Ini

Puncak kejayaan Mataram Islam terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (Memprakarsai Mataram Baru) pada paruh pertama abad ke-17 Masehi.

Sultan Agung berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.

Ia juga berhasil membangun kerajaan yang kuat dengan birokrasi yang efisien serta mengembangkan seni, sastra, dan kebudayaan Jawa.

Baca Juga: Tingkat Perceraian di Indonesia Memprihatinkan, Begini Cara Mencegahnya

Namun, setelah masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mengalami masa-masa sulit. Perang saudara, invasi Belanda, dan kekeringan menyebabkan kehancuran dan penurunan kekuasaan kerajaan.

Pada abad ke-18, Belanda secara bertahap mengambil alih kekuasaan di Mataram. Mereka memanfaatkan konflik internal antar penguasa Jawa untuk menguasai wilayah tersebut.

Pada tahun 1755, Mataram dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan, yaitu Kesunanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III dan Kesultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Hamengkubuwono I.

Baca Juga: Cara Mudah Cek IMEI di HP Android

Kedua wilayah ini tetap bertahan sebagai wilayah pemerintahan yang berbeda dan terus berperan dalam sejarah Indonesia. Hingga saat ini, Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta masih ada dan menjadi bagian dari pemerintahan provinsi di Indonesia.

Peninggalan Kerajaan Mataram

1. Candi-Candi

Candi-candi adalah peninggalan arkeologi yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram.

Beberapa candi terkenal termasuk Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Sewu.

Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia. Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu yang megah dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Baca Juga: Persentase Agama di Indonesia dan Asal Usul Islam di Nusantara

2. Prasasti

Prasasti adalah inskripsi yang terukir pada batu dan merupakan sumber penting untuk memahami sejarah Kerajaan Mataram.

Beberapa prasasti penting dari Mataram Kuno adalah Prasasti Mantyasih dan Prasasti Kalasan. Prasasti-prasasti ini memberikan informasi tentang para raja, penguasa, dan peristiwa penting pada masa itu.

Baca Juga: Apa Sih Fungsi Akun Centang Hijau WhatsApp?

3. Seni dan Arsitektur

Seni dan arsitektur dari Kerajaan Mataram tercermin dalam ukiran-ukiran pada candi, relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata, serta hiasan-hiasan yang ditemukan pada benda-benda seperti arca dan perhiasan.

Seni dan arsitektur ini mencerminkan perkembangan dan kekayaan budaya Kerajaan Mataram pada masa itu.

4. Artefak-artefak

Artefak-artefak berupa benda-benda seperti perhiasan, peralatan rumah tangga, senjata, dan benda-benda lain yang digunakan oleh masyarakat pada masa Kerajaan Mataram, juga memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari dan aktivitas budaya di masa lalu.

Baca Juga: Mengenal Peran dan Cara Menjadi Caddy Golf, Ketahui Juga Sumber Penghasilannya

5. Struktur Kota dan Benteng

Bukti lain dari Kerajaan Mataram dapat ditemukan dalam sisa-sisa struktur kota kuno dan benteng pertahanan. Contohnya adalah Taman Sari di Yogyakarta, yang dulunya merupakan taman istana yang indah dan kompleks air di kota Mataram Islam.

6. Literatur dan Naskah Kuno

Naskah-naskah kuno seperti kakawin (puisi epik) dan prasasti-prasasti lainnya adalah sumber berharga untuk memahami sejarah, agama, dan budaya Kerajaan Mataram.

Beberapa karya sastra penting yang terkenal dari masa Kerajaan Mataram adalah "Kakawin Arjunawiwaha" dan "Kakawin Sutasoma".

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini