Dalam surat laporannya, Ansori mengungkap beberapa alasan yang membuatnya memutuskan melaporkan Bima. Berikut 9 alasan yang dikutip dari website kantor hukumnya.
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Kami mengucapkan selamat datang di Bumi Ruwa Jurai dan selamat bertugas kepada Bapak Irjen Pol. Helmy Santika sebagai Kepala Kepolisian Daerah (KAPOLDA) Lampung semoga dapat mengemban amanah dengan baik dan dapat menyelesaikan konflik horizontal di tengah masyarakat dengan baik, benar dan bijak;
2. Bahwa akhir-akhir ini di berbagai Media Sosial (Medsos) sedang ramai memperbincangkan akun Tiktok An. Awbimax Reborn yang mengaku Bima dari Provinsi Lampung yang saat ini kuliah di Australia berdasarkan pernyataan yang bersangkutan;
Baca Juga: Terungkap Sosok Ansori, Advokat Yang Laporkan TikToker Bimo Soal Lampung 'Dajal'
3. Bahwa selaku Putra Daerah yang lahir dari pasangan suami istri, Ayah yang berasal dari Kampung Negeri Besar, Kabupaten Way Kanan dan ibu yang berasal dari Kampung Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Saya merasa keberatan atas video berdurasi selama 03.32 menit yang disebar oleh yang bersangkutan terkait analisis dengan konstruksi pemikiran yang jungkir balik dengan judul alasan “Kenapa Lampung Ga Maju-Maju” yang di share ke publik dan sudah di tonton lebih dari 1,9 juta penonton;
4. Bahwa di dalam video tersebut di menit 00.12 yang bersangkutan menyebut “dajjal”, sebelumnya narasi yang disampaikan dalam perkenalannya menunjukkan yang bersangkutan berasal dari Provinsi Lampung dan hal ini diperkuat dengan gestur tubuh yang bersangkutan saat menyebutkan “dajjal” sambil menunjuk layar laptopnya yang bertuliskan “Kenapa Lampung Ga Maju-Maju”;
5. Bahwa yang bersangkutan menyebutkan alasan “Kenapa Lampung Ga Maju-Maju” itu karena infrastruktur yang terbatas, karena menurutnya “banyak” proyek-proyek Pemerintah yang mangkrak diantaranya pembangunan Kota Baru, terkait hal ini perlu kita pahami bahwa di Provinsi Lampung tidak banyak proyek mangkrak, sehingga menggunakan kata “banyak proyek mangkrak” adalah narasi yang berlebihan yang tidak didukung data valid terkait hal ini, sehingga informasi ini cukup menyesatkan di kalangan publik;
6. Bahwa yang bersangkutan menyebutkan aliran dana dari Pemerintah Pusat jumlahnya ratusan milyar dan tidak tahu Kota Baru sekarang telah jadi tempat jin buang anak atau tidak, adalah narasi yang sangat menyesatkan karena dengan ketidaktahuannya yang bersangkutan membangun opini publik tanpa melalui riset terlebih dahulu, sehingga dengan ketidaktahuannya tersebut menunjukkan bahwa yang bersangkutan bicara tanpa dasar dan tidak sesuai fakta karena tidak menunjukkan data kongkrit terkait alasan mangkraknya Pembangunan Kota Baru tersebut;