Indonesia-Arab Saudi Perkuat Kerja Sama SDM Industri, Fokus Tenaga Kerja Terampil

Ali Majid
Kamis 17 April 2025, 20:59 WIB
Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Alkhorayef bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan. (Sumber: Antara)

Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Alkhorayef bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan. (Sumber: Antara)

Labviral.com - Indonesia dan Arab Saudi memperkuat kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri melalui kelas industri internasional dan pertukaran teknologi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.

“Kami siap mendukung pengiriman skilled worker melalui kelas industri internasional, seperti lulusan chemical engineering dari Politeknik Industri Petrokimia Banten, automotive dari Politeknik STMI Jakarta," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan saat menerima Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Bandar bin Ibrahim Alkhorayef di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Merujuk Antara, Masrokhan juga menyebut "electrical engineering dari Politeknik ATI Makassar, mining industry dari Politeknik Industri Logam Morowali, dan petrochemical industry dari Politeknik Industri Petrokimia Banten."

Adapun tujuannya yakni untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Arab Saudi.

Baca Juga: Ini Empat MoU Indonesia-Yordania yang Diteken Sebelum Prabowo Balik ke Jakarta

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut pertemuan bilateral Kementerian Perindustrian RI dan Kementerian Industri Saudi, mencakup pelatihan, reskilling, upskilling, dan pengembangan teknologi AI melalui riset kolaboratif di Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0.

“PIDI 4.0 siap menjadi pusat alih teknologi dan showcasing teknologi,” kata Masrokhan.

Baca Juga: Kemenag Jalin Kerja Sama dengan Yordania: Fokus Pendidikan, Wakaf, dan Beasiswa

Sehari sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bandar Al-Khorayef membahas mitigasi dampak ketidakpastian ekonomi global, termasuk kebijakan tarif AS.

Arab Saudi dengan industri petrokimia yang menyumbang 7% pasokan global diketahui sedang butuh tenaga terampil di bidang chemical engineering dan petrochemicals, sejalan dengan Visi 2030.

Indonesia melalui 22 proyek petrokimia hingga 2025, termasuk Kawasan Industri Kalimantan, juga tengah mengurangi ketergantungan impor, menciptakan peluang sinergi SDM bagi kedua negara.***

Follow Berita LABVIRAL di Google News
Editor :
Halaman :
Berita Terkait Berita Terkini