LABVIRAL.COM - Diare adalah penyakit pencernaan yang membuat penderitanya kerap buang air besar dengan tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair.
Sebagian warga Indonesia menyebut diare dengan mencret. Dalam dunia medis, diare adalah sebuah penyakit pada saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair.
Penyakit pencernaan ini dapat menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, atau bahkan orang dewasa.
Tentunya ada penyebab tubuh kita memproduksi frekuensi buang air besar (BAB) yang tidak wajar. Dilansir dari kanal YouTube Saddam Ismail, kita dapat mengetahui penyebab diare yang paling sering dialami. Berikut diantaranya:
Baca Juga: Diare Pada Bayi dan Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Cepat Menanganinya Tanpa Obat
Infeksi bakteri
Penyebab diare paling sering muncul karena kurangnya higienitas seseorang, atau bisa juga dari makanan yang kurang matang saat dimasak. Baik itu daging, ikan, hingga sayur-sayuran. Adapun jenis pada bateri tersebut.
- Salmonella
Bakteri salmonella bisa menyebabkan keracunan. Bakteri jenis ini biasanya ada pada makanan yang sudah terkontaminasi seperti sayuran yang tidak dicuci dengan bersih.
- E-colli
Bakteri e-colli juga bisa ditemukan pada makanan yang sudah terkontaminasi atau bisa juga tenda kalau kita kurang menjaga kehigienitas tubuh seperti tidak pernah mencuci tangan sesudah atau sebelum makan.
- Shigella
Bakteri shigella ini mampu menyebabkan peradangan pada usus sehingga mengakibatkan diare.
- Campylobacter
Bakteri campylobacter biasanya hadir pada unggas, unggas yang sudah terkontaminasi ditambah cara memasaknya kurang matang akhirnya menyebabkan diare.
- Vibrio Cholerae
Bakteri cholerae ini kerap disebut sebagai penyakit kolera. Penderita sakit kolera biasanya memiliki ciri sering BAB dan berbentuk cair.
Infeksi virus
Penyebab diare lainnya disebabkan oleh virus. Ada dua virus yang paling sering menyebabkan diare yakni rotavirus dan norovirus. Cara penularannya pun hampir sama dengan infeksi bakteri, seperti kurangnya higienitas, dan tertular dari makanan yang sudah terkontaminasi.
Parasit dan jamur
Kembali lagi, jika higenitas buruk, santitasi buruk, lingkungannya buruk, maka tidak menutup kemungkinan seseorang terkena parasite dan juga jamur yang menyebabkan diare. Cara penyebarannya melalui makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Obat-obatan tertentu
Semisal, kamu sedang mengonsumi obat tertentu bisa menjadi penyebab diare. Sebab, tugas obat adalah membunuh bakteri, namun apabila bakteri baiknya ikut terganggu maka akan menyebabkan diare.
Kenali Jenis dan Faktor Risiko Diare
Diare adalah penyakit penceraan yang membuat penderitanya buang air besar dengan kondisi kotoran cair atau bahkan encer. Diare pun tak pilah pilih. Penyakit ini bisa menyerang bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Kementerian Kesehatan RI mencatat pada 2019 terdapat 7,2 juta jiwa yang terserang penyakit diare.
Umumnya, diare akan berlangsung tak lebih dari 14 hari. Namun, jika kamu terkena diare kronis, maka diare akan menyerangmu lebih dari 14 hari. Meski begitu, diare bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jangan sepelakan diare, sebab kalau tidak ditangani dengan cepat bisa berakibat fatal.
Dilansir dari kanal YouTube RSCM, Dokter penyakit dalam Dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD mengatakan penyakit diare ditandai oleh kelainan/perubahan frekuensi BAB 1-3 kali per hari. Diare pun dibedakan jadi 3 jenis yakni:
- Diare akut, masa berlangsungnya kurang dari 2 minggu
- Diare persisten, masa berlangsungnya diantara 2 sampai 4 minggu
- Diare kronik, masa berlangsungnya lebih dari 4 minggu
Baca Juga: Apa Itu Diare? Penyebabnya Bakteri hingga Konsumsi Obat-obatan
Adapun tanda diare yang perlu diwaspadai seperti penurunan kesadaran, penurunan laju pernafasan hingga penurunan jumlah urine. Sejumlah indikasi bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diare. Berikut diantaranya:
- Mengonsumsi air dari sumber yang tidak bersih
- Tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah pergi ke kamar mandi
- Menyimpan makanan di tempat yang tidak tertutup
- Mengonsumsi sisa makanan yang sudah basi
Agar tidak terkena diare, kamu perlu menghindari faktor risiko di atas. Jika sudah parah sebaiknya kamu melakukan pemeriksaan agar penyebab diare dapat diketahui.
Pemeriksaan tersebut dengan pemeriksaan feses lengkap, yang mampu mendeteksi bakteri hingga kuman lain. Namun jika tidak mengalami dampak yang cukup parah, kamu bisa menyembuhkan diare dengan menjaga kebersihan diri.
Gejala yang Dialami Penderita Diare
Jika kamu sering mengalami buang air besar dengan tekstur feses yang lebih cair, itu biasa disebut diare. Penyakit penceraan ini tak hanya menyerang orang dewasa saja, melainkan juga anak-anak. Diketahui, diare menjadi salah satu penyakit mematikan pada anak karena kekurangan cairan dapat mengganggu kerja tubuh.
Bahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah kasus diare di seluruh Indonesia mencapai sekitar 7,2 juta kasus. Secara umum, penyebab diare adalah karena adanya infeksi virus atau bakteri, seperti rotavirus dan bakteri salmonella. Usai mengetahui penyebabnya, kamu juga perlu mengetahui gejala-gejala yang muncul saat diare.
Dilansir kanal YouTube RS Premier Bintaro, dr spesialis penyakit dalam, dr. Suyanto Sidik menyebut beberapa gejala yang mungkin muncul pada saat terserang diare adalah, seseorang akan mengalami buang air besar yang lebih sering dari biasanya, gejala utama yang paling sering muncul adalah feses yang cair.
Baca Juga: 5 Langkah Menghentikan Diare Tanpa Obat
Kondisi fases yang cair sudah dijelaskan di atas bahwa ketika seseorang mengalami diare akan mendapati tinja atau kotorannya akan berubah menjadi encer. Gelaja perut mulas hingga sulit menahan BAB pun bisa jadi tanda kalau kamu sedang mengalami diare.
Penyakit diare pasti akan menguras seluruh cairan yang ada di dalam tubuh, dan keluar bersama feses yang cair tersebut membuat diri kita mengalami dehidrasi. Tanda dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.
Tanda dehidrasi juga dapat dialami kepada anak-anak, namun apabila keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsif, mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan cepat.
Kondisi perut yang kosong akibat pengurasan tersebut akan memunculkan rasa mual dan ingin muntah karena lambung sudah terganggu. Adapun gejala lain yang mungkin muncul seperti sakit kepala akibat kelelahan dan kekurangan cairan. Bahkan, bisa menyebabkan fases atau tinja yang berdarah.
Cara Atasi Diare dengan Obat Alami
Diare membuat kamu menjadi sering bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air besar (BAB), namun feses yang dikeluarkan akan menjadi cair, lembek bahkan bisa berlendir.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya infeksi virus atau bakteri, konsumsi makanan terlalu pedas, keracunan makanan, hingga efek samping obat-obatan. Agar tidak membuat diare semakin parah, kamu harus segera mencari cara untuk menyudahinya. Tak harus selalu mengandalkan obat kimia yang dijual di apotek, kamu juga bisa mencoba obat diare alami yang mudah ditemukan.
Semisal bagi ibu hamil, tak semua obat diare yang ada di apotek aman untuk dikonsumsi. Yuk simak obat alami yang dipercaya mampu mengobati diare!
- Chamomile
Chamomile adalah tanaman herbal yang dipercaya sebagai obat alami untuk mengatasi diare. Kandungan zat aktif antiperadangan yang ada pada chamomile dapat membuat perut lebih nyaman dari yang sebelumnya mual dan kembung. Untuk menggunakan chamomile sebagai obat alami diare, rebuslah beberapa tangkai bunga chamomile kering sampai mendidih.
Lalu, tuangkan ke dalam gelas dan biarkan hingga sedikit dingin, setelahnya teh chamomile siap diminum. Tamanan chamomile tidak memiliki rasa yang kuat, namun agar lebih enak, kamu bisa menambahkan madu dan perasan lemon.
- Teh Jahe
Baca Juga: Penting! Jangan Sepelekan Diare, Kenali Jenis dan Faktor Risikonya
Siapa sih yang tidak suka dengan minuman teh? Ternyata teh juga bisa menyembuhkan diare lho! Namun tehnya berbeda, karena untuk mengatasi diare kamu harus mencampurkan teh dengan jahe. Sebab, jahe memiliki sifat antiradang, antinyeri, antibakteri, dan memiliki kandungan antioksidan. Jahe sendiri memiliki kandungan yang bisa menenangkan perut yang melilit akibat diare.
- Sayur-sayuran
Dengan mengonsumsi sayuran seperti wortel dan kentang, kamu bisa mengatasi permasalahan pencernaan seperti diare. Kentang memiliki kandungan berupa kalium yang dapat menghentikan gejala diare. Sedangkan wortel, memiliki kandungan pektin yang dapat membantu untuk menyerap cairan khusus yang berlebih, sehingga menjadikan tinja yang keluar menjadi lebih padat.
Adapun obat alami lainnya yang dipercaya mampu menyetop diare dalam kanal YouTube Kata Dokter, yang bisa kamu coba dirumah. Berikut bahan dan cara membuatnya:
Bahan
- 400ml air
- 5 lembar daun jambu biji atau 30gr
- 20gr kunyit
- 2 sdt madu (opsional)
Cara membuat
- Panaskan 400ml air hingga mendidih,
- Masukan daun jambu biji yang sudah dicuci bersih,
- Masukan kunyit yang sudah dikupas dan diiris,
- Setelah itu tunggu sampai air menyusut hingga 200ml,
- Matikan kompor, tunggu sampai buih menghilang dan suhu sudah hangat,
Baca Juga: Penyebab Diare, Mulai dari Infeksi Virus dan Bakteri hingga Konsumsi Obat-obatan
Kamu bisa menambahkan madu, selain untuk menambah rasa, madu juga memiliki sifat antiperadangan dan juga anti mikroba.
5 Cara Mudah Atasi Diare di Rumah, Tanpa Perlu ke Rumah Sakit
Diare dapat terjadi hingga 2-3 hari lamanya, dan bahkan dapat hilang dengan sendirinya tanpa diberi obat-obatan. Kebanyakan orang yang terkena diare disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit.
Gejala yang muncul pada penderita diare sangatlah beragam, mulai dari tinja yang encer, perut sakit, dehidrasi, tinja berdarah hingga mual dan muntah.
Jika sudah terjadi seperti itu, kamu pasti bingung bagaimana cara mengatasinya. Mengutip kanal YouTube Saddam Ismail, dokter penyakit dalam dr. Saddam memberikan tips untuk mengatasi diare di rumah.
Seperti apa tipsnya, simak rangkuman Labviral.com berikut ini:
1. Mengonsumsi Air Putih
Cara mengatasi diare yang pertama adalah perbanyak mengonsumsi cairan seperti meminum air putih. Saat diare, kamu rentan mengalami dehidrasi hingga berdebar-debar karena banyaknya cairan yang terbuang melalui tinja. Oleh karena itu, ganti cairan yang hilang dengan minum air putih sebanyak mungkin.
Baca Juga: Perlunya Lakukan Pencegahan Agar Tak Tertular Diare, Begini Caranya
2. Larutan Oralit
Tak hanya meminum air putih saja, menggunakan larutan oralit akan lebih baik, karena oralit mengacu pada air yang mengandung garam dan glukosa di dalamnya.
Usus kecil menyerap larutan untuk menggantikan air dan elektrolit yang hilang pada tinja. Cairan ini bisa dibuat sendiri atau dapat dengan mudah kamu temukan di apotek terdekat.
3. Makanan Sehat
Saat diare memang disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sehat. Makanan rendah serat dan tinggi karbohidrat sangatlah cocok, karena bertujuan untuk membuat pencernaan lebih mudah bekerja dalam mencerna makanan.
Makanan sehat biasa disebut juga dengan diet B.R.A.T, yakni B (banana atau pisang), R (rice atau nasi), A (applesauce atau saos apel), T (toast atau roti) tanpa topping. Diet B.R.A.T tersebut bisa dilakukan 2-3 hari dengan tujuan agar feses lebih padat.
4. Konsumsi Probiotik
Dengan mengonsumsi probiotik, imun tubuh akan membaik sekaligus meningkat kesehatan pencernaan. Probiotik ini sangatlah baik berperan sebagai bakteri baik dalam tubuh.
Di mana hal tersebut akan mampu melawan infeksi atau bakteri yang merugikan. Untuk membeli probiotik, kamu bisa kunjungi apotek terdekat.
5. Hindari Makanan yang dapat Memperburuk Diare
Makanan yang berminyak, pedas, serta susu dan produk-produk turunannya seperti kue, roti, biskuit yang menggunakan susu, krim, atau keju sebaiknya dihindari selama minimal 7-10 hari kedepan sejak hari pertama diare. Pasalnya, makanan-makanan jenis tersebut dapat memperburuk kondisi diare.
5 Rekomendasi Obat Apotek untuk Atasi Diare
Ketika penyakit buang-buang air besar ini menyerang, kamu harus segera mencari cara untuk menuntaskannya, termasuk dengan menggunkan obat-obatan yang dijual di apotek atau obat herbal.
Berikut tips dari seorang asisten apoteker Puskesmas Petukangan Selatan, Gresshia Ratih, saat dihubungi Labviral.com terkait obat apotek yang ampuh untuk mengatasi diare.
1. Oralit
Untuk mencegah atau mengatasi kehilangan cairan akibat diare kamu bisa menggunakan oralit. Cairan oralit sebenarnya bisa dibuat sendiri, namun kamu bisa membeli oralit di apotik agar lebih mudah dan praktis.
Kandungan utama produk oralit ini sebenarnya hanya dua, yaitu gula dan garam. Akan tetapi, jenis gula yang digunakan bukanlah gula pasir maupun garam meja biasa.
Ditambah, pencampuran kedua bahan itu harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
2. Diatabs
Diatabs merupakan salah satu obat diare yang mudah kamu temukan di apotek. Bahkan tak hanya di apotek, kamu juga bisa menemukan obat ini di beberapa warung kecil ataupun minimarket.
Kandungan magnesium aluminium phyllosilicate memiliki sifat alami sebagai penyerap di dalam lambung serta saluran pencernaan, sehingga mampu meningkatkan konsistensi feses dan mengurangi kehilangan cairan akibat diare.
3. Imodium Tablet
Baca Juga: Lagi Diare Bikin Bingung Mau Makan Apa? Yuk Simak Makanan yang Dianjurkan
Imodium Tablet adalah obat diare yang paling sering dicari di apotek. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, atau tablet yang meleleh.
Kandungan loperamide HCL yang ada, mampu bekerja dengan cara memperlambat kinerja usus, sehingga pencernaan makanan dapat bekerja lebih lama agar feses lebih padat.
4. Nao Kaolana
Obat diare lainnya yang kamu bisa temukan di apotek adalah Nao Kaolana, obat ini tersedia dalam bentuk cair. Nao kaolana mengandung zat aktif pektin dan kaolin.
Di mana kombinasi keduanya mampu mengobati diare tanpa menghilangkan elektrolit di dalam tubuh, sehingga kamu tak perlu merasakan dehidrasi berlebih.
5. Lodia
Serupa dengan Imodium, Lodia juga merupakan salah satu obat diare yang paling dicari karena memiliki kandungan loperamide HCL.
Kemampuannya untuk mengatasi diare tak perlu diragukan, namun perlu diingat bahwa loperamide tidak disarankan untuk ibu hamil.
Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Penderita Diare
Sebagai salah satu cara mengatasi diare, kamu harus ekstra hati-hati dalam memilih makanan untuk dikonsumsi. Baik itu yang dianjurkan atau yang tidak dianjurkan, karena apabila kamu salah memilih makanan, akan mengakibatkan diare yang lebih parah. Yuk, simak makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi penderita diare.
Produk susu
Ketika diare, kamu harus menghindari produk susu dan olahannya untuk sementara waktu selain yogurt. Pada saat kamu mengalami diare, usus kesulitan untuk bisa menghasilkan enzim laktase, enzim yang dibutuhkan tubuh untuk bisa mencerna laktosa atau gula di dalam susu. JIka tidak tercerna, dampaknya akan terjadi kondisi seperti perut kembung, mual hingga diare yang kondisinya lebih parah. Maka dari itu kamu perlu menghindari produk susu untuk sementara sampai diare sembuh.
Pemanis buatan
Pemanis buatan dipercaya sebagai obat pencahar pada system pencernaan. Jika kamu sedang mengalami diare, sebaiknya kamu hindarkan memakan makanan manis seperti, permen, permen karet, minuman ringan, semua yang mengandung pemanis buatan tersebut. Sebab mengonsumsi gula buatan bisa menyebabkan usus lebih banyak memproduksi air sebagai pemicu diare.
Baca Juga: Waspada! Ini Gejala yang Mungkin Dialami Penderita Diare
Makanan berlemak
Makanan yang harus dihindari lainnya ketika mengalami diare yaitu makanan yang berminyak dan berlemak, seperti gorengan, makanan mengandung krim, fast food, daging berlemak, serta makanan yang dibuat dengan campuran saus akan memperparah diare. Makanan berlemak tinggi dapat mempercepat kontraksi usus. Hal ini bisa memicu reaksi pada sistem pencernaan yang sudah sensitif. Diare pun menjadi semakin parah. Jika sudah begini, sebaiknya kamu segera mengonsumsi pisang, roti, nasi dan kentang rebus untuk memperbaikinya.
Makanan berserat
Saat mengalami diare, makanan tinggi serat tidaklah dianjurkan. Meskipun sebelum diare, kamu disarankan untuk memperbanyak mengonsumsi makanan tinggi serat, namun hal tersebut tidak berlaku pada kamu yang sedang mengalami diare karena dapat memperburuk diare.
Sayuran yang mengandung tinggi serat seperti brokoli, kembang kol, jagung atau buah-buahan dengan kulit yang mengandung serat tidak dapat dicerna dengan baik. Beberapa sayuran juga akan meningkatkan gas di usus dan membuat diare menjadi lebih parah.
Hindari asupan penyebab diare
Beberapa cara yang telah disebutkan bisa jadi tidak ampuh jika penderita tetap mengonsumsi makanan atau minuman penyebab diare. Seperti yang diketahui, makanan dan minuman bisa membuat diare semakin parah.
Makanan Penyebab diare yang harus dihindari:
- Makanan pedas
- Makanan terlalu asam
- Susu dan produk susu bagi orang yang alergi laktosa
- Makanan berlemak tinggi
- Gorengan
- Makanan cepat saji
- Makanan dengan pemanis buatan
Baca Juga: Pola Diet BRAT, Cara Tepat Mengobati Diare di Rumah
Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Diare
Salah memilih makanan bisa menyebabkan penyakit diare lebih parah. Karena diare yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.
Berikut beberapa rekomendasi makanan yang dianjurkan saat diare, dikutip dari kanal YouTube dr. Suci Nasir. Dokter spesialis penyakit dalam dr. Suci Arianti, memberikan tips untuk kamu yang sedang alami diare dengan 3 jenis makanan paling cepat sembuh. Yuk simak!
Makanan hambar
Saat mengalami diare tapi kita tetap mengonsumsi makanan yang complex, terlalu berbumbu atau terlalu pedas justru akan mengiritasi usus. Bahkan bisa menyebabkan diare menjadi lebih parah. Jadi maksud dari mengonsumsi makanan yang hambar, adalah berupa pisang karena mengandung banyak kalium sehingga mampu memperbaiki fases yang cair sebagai pengganti elektrolit.
Selain pisang, ada juga cereal, roti putih atau roti yang tidak menggunakan topping seperti coklat, keju, susu dan sebagainya. Makanan hambar lainnya adalah kentang rebus dan nasi. Untuk jumlah, sebaiknya sedikit-sedikit tapi sering, hal itu berguna untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuh yang keluar akibat diare.
Makanan dengan kandungan probiotik
Makanan dengan kandungan probiotik mampu memperbaiki masalah kesehatan seperti yogurt dan kefir. Dalam hal ini, kandungan probiotik berperan untuk meningkatkan bakteri baik dalam usus. Sehingga probiotik bermanfaat untuk memperbaiki fungsi usus dalam menyerap cairan.
Makanan berkuah
Diare membuat penderitanya sering BAB. Hal ini dapat menyebabkan cairan tubuh ikut terkuras. Akibatnya, kamu bisa berisiko mengalami dehidrasi. Untuk itu, pilihlah makanan berkuah, seperti sup ayam, yang dapat membantu kamu mencukupi kebutuhan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi.
Sup kaldu atau sup ayam ini berfungsi sebagai pengganti cairan elektrolit. Meski begitu, air putih tetap penting bagi penderita diare. Kamu juga bisa menggantinya dengan air kelapa karena memiliki kandungan yang baik juga untuk penderita diare.
Langkah Pencegahan Agar Tak Tertular Diare dengan Pola Diet BRAT
Diare dapat diobati dan diatasi dengan bahan-bahan alami yang ada di rumah. Dokter Gina Sonia, Dipl. CIBTAC memberikan tips dan cara mengatasi diare di rumah dengan tepat dan sederhana.
Kepada LABVIRAL.COM, dr Gina mengatakan, hal yang pertama dan paling penting adalah dengan memperbanyak minum air mineral.
"Perbanyak minun air mineral," katanya saat ditemui HoedSehat beberapa waktu lalu di Klinik Sahara Medika, Bekasi, Jawa Barat.
Kedua, dr. Gina menjelaskan cobalah untuk menerapkan pola diet BRAT yaitu Banana, Rice, Apple dan Toast.
"Makanan-makanan tersebut bersifat hambar. Sehingga, membuat perut terasa aman dan nyaman jika dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa yang sedang mengalami diare."
"Karena diare ini dapat menyebabkan perut kita lebih sensitif terhadap makanan yang kita konsumsi," tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Gina menjelaskan pola diet BRAT ini memang sangat dianjurkan untuk mengatasi dan mengobati diare.
"Karena banana atau pisang ini mengandung potasium yang tinggi. Jadi, fungsinya akan mengganti elektrolit yang hilang akibat diare terus menerus," bebernya.
Sementara apel, ia mengatakan kandungan dalam apel dapat mengurangi intensitas diare pada usus.
"Sedangkan apel, berfungsi untuk meningkatkan kerja si susunya. Jadi, akan mengurangi intensitas diarenya," timpal dia.
Selanjutnya, tips yang ketiga untuk mengobati diare adalah dengan menghindari minuman beralkohol dan minuman dengan kafein tinggi.
"Hindari minum-minuman beralkohol ataupun minuman yang mengandung kafein tinggi, seperti kopi. Sebab, minuman-minuman tersebut akan lebih memperparah diarenya. Lalu, jangan lupa perbanyaklah mengonsumi lemak dan serat agar diare lekas sembuh," tukasnya.
Baca Juga: Jangan Panik Bunda! Ini 6 Tips Tangani Bayi Diare
Salak Bisa Obati Diare, Mitos atau Fakta?
Banyak mitos mengatakan, apakah benar salak dapat menyembuhkan diare? Dijelaskan dr. Gina Sonia, Dipl. CIBTAC, salak memang betul dapat mengobati diare.
"Karena, salak mengandung zat tanin yang berfunsgi untuk mengatasi atau mengobati diare. Selain itu, salak mengandung vitamin A, B dan C serta mengandung potasium dan betakaroten yang sangat bagus untuk mengobati diare," jelasnya kepada HoedSehat beberapa waktu lalu di Klinik Sahara Medika, Bekasi, Jawa Barat.
Namun, dr. Gina menyarankan untuk tidak mengonsumsi salak secara berlebihan.
"Memang benar salak dapat mengobati diare. Tapi, jangan dikonsumsi berlebihan karena bisa menyebabkan sembelit ataupun konstipasi," bebernya.
Lebih lanjut, untuk mengatasi diare menurut dr. Gina adalah jangan lupa untuk tetap terus terhidrasi dengan rutin minum air mineral serta menerapkan pola diet BRAT.
Demikian ulasan mengenai Diare pada Orang Dewasa: Kenali Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, Obat Diare Hingga Cara Agar Tak Tertular dari Labviral.com, semoga kamu bebas dari diare dan tak mengalaminya lagi di kemudian hari.***